Peran Indonesia di Peta Dunia Tak Ada Perubahan karena Lemahnya Kepemimpinan
Kepemimpinan di Indonesia hingga kini masih dianggap lemah dalam membawa kemajuan.
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepemimpinan di Indonesia hingga kini masih dianggap lemah dalam membawa kemajuan. Indonesia gagal memanfaatkan momentum untuk membawa bangsa ini menuju negara-negara maju.
Indonesia dinilai bisa bertahan hingga sejauh ini tidak lebih karena faktor yang dari dulu sudah ada yakni karena Sumber Daya Alam (SDA) dan surplus tenaga kerja.
Sejak zaman VOC Belanda, Indonesia hingga kini masih tetap pada level sebagai pemasok atau penyuplai sumber daya alam yang menjadi bahan baku untuk industri di dunia.
"Kedua Indonesia adalah pemasok tenaga kerja dari dulu sampai sekarang. Jadi tidak ada perubahan dalam peta dunia," kata Nasihin Masha, eks pemimpin redaksi harian Republika, saat diskusi bertajuk Meraba Peluang Kebangkitan di Panggung Dunia di Menteng, Jakarta, Sabtu (20/5/2017).
Baca: Pansus RUU Pemilu Harus Peka, Jangan Paksakan Egosentris Partai
Nasihin mengatakan peran Indonesia tetap tidak jauh lebih dibandingkan zaman sebelumnya karena tetap menjadi pasar negara-negara industri.
Nasihin menyindir jika Indonesia sangat konsisten dalam hal menjaga nasib.
"Jadi disini lah saya ingin lihat bahwa kita ini lambat. Lambat sekali memanfaatkan segala momentum yang kita miliki sehingga kita tidak bisa akseleratif. Yang kita inginkan akselerasi karena kita menyaksikan negara maju cepat karena faktor kepemimpinan," kata dia.
Nasihin Masha mencontohkan Mahathir Muhammad yang berhasil membawa Malaysia, Lee Kuan Yew yang berhasil memajukan Singapura, yang maju karena faktor kepemimpinan. (Eri Komar Sinaga)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.