Romahurmuziy: Agama Bukanlah Negara dan Negara Bukanlah Agama
Oleh karena itu ia menolak cara beragama Islam saat ini yang membawa budaya arab ke masyarakat Indonesia.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Johnson Simanjuntak
![Romahurmuziy: Agama Bukanlah Negara dan Negara Bukanlah Agama](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/romahurmuziy-nih2_20170523_160710.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) Romahurmuziy memberi pidato politik dalam pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) II PPP versi muktamar Surabaya di Hotel Ibis Cawang, Jakarta Timur, Selasa (23/5/2017).
Dalam pidato politiknya tersebut Romi, panggilan akrabnya mendorong kader PPP untuk membawa agama, terutama agama Islam menjadi mitra yang simbiosis mutualisme dengan negara.
Ia menolak konsep pemikiran agama adalah negara dan negara adalah agama.
"Agama dan negara menjadi simbiosis mutualisme, agama bukanlah negara dan negara bukanlah agama," katanya di depan beberapa tokoh PPP lainnya seperti Sekjend PPP Asrul Sani dan Ketua Dewan Syariah PPP Maemoen Zubair.
Oleh karena itu ia menolak cara beragama Islam saat ini yang membawa budaya arab ke masyarakat Indonesia.
Ia memberi contoh bagaimana cara pendahulu umat Islam Indonesia yakni Walisongo dalam memperkenalkan Islam di nusantara.
"Cara beragama kita sekarang membuat kita seperti arab, lihatlah Sunan Kudus yang melarang umat Islam menyembelih sapi di Kudus, Jawa Tengah untuk menghormati umat agama lain. Agama harus berdiri di atas budaya kita sendiri, budaya Indonesia."
"Itu lah Islam yang rahmatan lil alamin, termasuk juga saat Raden Patah mendirikan Kerajaan Demak beberapa tahun setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit untuk menghormati umat Hindu," jelasnya secara panjang lebar.
Salah satu agenda utama dalam Rapimnas II PPP itu adalah mengadakan konsolidasi jelang pilkada serentak 2018 mendatang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.