Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bom di Kampung Melayu, Mengapa Warga Justru Ramai-ramai Mendekat ke Lokasi Ledakan?

Serangan bom bunuh diri di Kampung Melayu terdiri atas dua ledakan yang berdekatan waktu dan jaraknya.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Bom di Kampung Melayu, Mengapa Warga Justru Ramai-ramai Mendekat ke Lokasi Ledakan?
EPA via BBC
Masyarakat berkerumun di dekat lokasi ledakan bom di Kampung Melayu, Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Serangan bom bunuh diri di Kampung Melayu terdiri atas dua ledakan yang berdekatan waktu dan jaraknya.

Modus seperti ini biasa dilakukan untuk memancing korban tambahan.

Namun mengapa masih banyak orang mendekat ke lokasi ledakan, meski ada kemungkinan terjadinya ledakan susulan?

Ledakan pertama kali terjadi di toilet, diikuti kemudian oleh ledakan kedua di halte bus Transjakarta.

Begitu ledakan pertama terjadi, sejumlah warga mendekat dan berupaya menolong polisi yang menjadi korban.

Baca: Kapolri: Kelompok Pengebom Kampung Melayu Tahu Cara Hindari Deteksi Intelijen

Lima menit kemudian terjadi ledakan kedua di tempat yang berjarak sekitar 10 meter dari lokasi pertama.

Berita Rekomendasi

Wartawan BBC Indonesia, Rafki Hidayat, melaporkan bahwa puluhan warga ramai berkumpul di dekat lokasi ledakan. Beberapa ada yang berdiri melewati garis polisi.

"Polisi berkali-kali mengumumkan dengan pengeras suara agar warga pulang saja, supaya polisi bisa kerja lebih cepat. Pasalnya beberapa kendaraan polisi yang keluar masuk, sempat terhadang kerumunan warga. Tapi tetap saja mereka tetap berdiri tenang menunggu, sambil sesekali memfoto dengan handphone," ujar Rafki.

Sebaiknya menjauh

Petugas membawa kantung mayat yang berisi jenazah korban yang diduga bom di Terminal Kampung Melayu Jakarta Timur, Kamis (25/5/2017). TRIBUNNEWS/HERUDIN
Petugas membawa kantung mayat yang berisi jenazah korban yang diduga bom di Terminal Kampung Melayu Jakarta Timur, Kamis (25/5/2017). TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Rudi Sufahriadi, Kapolda Sulawesi Tengah yang pernah menjabat sebagai Wakil Komandan Satuan Gegana memperingatkan agar warga sebaiknya menjauh dari lokasi ledakan.

"Jangan menghampiri, karena tidak ada yang bisa dibuat oleh masyarakat kecuali menolong korban," jelas Rudi.

Menolong korban pun, menurut Rudi, tidak perlu apabila korban dilihat sudah tidak bernyawa. "Kalau korban luka segera ditolong, tapi korban meninggal dunia jangan ditolong dulu."

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas