Polisi Korban Bom Kampung Melayu Merupakan Kebanggaan Orangtua
Hingga kini Keluarga Bripda Taufan Tsunami, anggota Sabhara Polda Metro Jaya yang gugur saat ledakan bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Jakart
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga kini Keluarga Bripda Taufan Tsunami, anggota Sabhara Polda Metro Jaya yang gugur saat ledakan bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam masih diliputi rasa tidak percaya dan syok.
Bagaimana tidak, anak kebanggan keluarga itu kini telah tiada. Lantaran gugur saat bertugas, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian memberikan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi padanya.
Paman korban, Obing Rohandi (51) mengatakan Taufan adalah anak kebanggaan kedua orangtuanya. Bukan tanpa alasan, karena hanya Taufan lah yang mengabdikan diri sebagai anggota Polri.
Sementara Kakaknya Iga Mawardi (35) berwirausaha lalu adiknya Denada Putri Pamungkas (19) baru lulus sekolah.
"Dari awal Taufan memang dia ingin jadi anggota Polri, jadi dia kebanggan keluarga," ujar Obing saat ditemui di rumah duka Gang Ili, Kampung Wetan RT 02/10, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bekasi, Kamis (25/5/2017).
Untuk diketahui, tiga anggota Polri yakni Bripda Taufan, Bripda Ridho Setiawan dan Bripda Gilang Adinata gugur saat tugas di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam.
Mereka meninggal dunia akibat bom bunuh diri yang dilakukan oleh dua pria terduga teroris. Bripda Taufan dimakamkan di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur, Bripda Ridho dimakamkan di Lampung dan Bripda Gilang dimakamkan di Klaten.
Ledakan juga mengakibatkan enam anggota Polri dan lima masyarakat sipil luka-luka dan dirawat di RS Premier Jatinegara, RS Budi Asih dan RS Polri Kramatjati. (*)