Pemerintah Antisipasi Kaburnya Militan ISIS dari Filipina ke Indonesia
Hal itu terjadi setelah militer Filipina atas perintah Presiden Rodigo Duterte menggempur kelompok tersebut.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto telah mengatisipasi adanya kelompok ISIS yang kabur ke Indonesia dari Filipina.
Hal itu terjadi setelah militer Filipina atas perintah Presiden Rodigo Duterte menggempur kelompok tersebut.
"Kan ada kekhawatiran mereka terurai dan masuk ke Indonesia. Kita sudah mempersiapkan secara serius wilayah yang berbatasan dengan Sulu sepanjang itu kita perkuat aparat teritorial termasuk kepolisian untuk mewaspadai larinya mereka dalam gempuran melarikan diri ke indonesia," kata Wiranto usai menghadiri acara buka puasa bersama di Kantor DPP NasDem, Jakarta, Minggu (28/5/2017).
Baca: Yasonna Tunggu Laporan soal Milisi ISIS Asal Indonesia yang Ikut Serang Militer Filipina
Wiranto meminta publik tidak terlalu khawatir akan hal tersebut.
Pemerintah telah memiliki kerjasama dengan Filipina terkait patroli maritim di wilayah perbatasan untuk menjaga lolosnya kelompok itu dari Filipina ke Indonesia.
"Kami mendukung upaya Filipina untuk menggempur itu. Sudah saya tanya ke Panglima TNI meperkuat posisi agar tidak ada pelolosan," kata Wiranto.
Baca: Seorang WNI Dilaporkan Tewas dalam Baku Tembak dengan Militer Filipina
Selain itu, Wiranto mengaku telah mengunjungi Riyadh dan Rusia untuk bekerjasama melawan terorisme.
Teroris, kata Wiranto, merupakan musih bersama.
Oleh karenanya, kata Wiranto, kerjasama dibutuhkan untuk tukar menukar informasi serta penggunaan siber.
"Kita bekerjasama memotong jalur logistik mereka bahkan kita sepakati bank data terorisme dunia, ada peta anatomi terorisme di dunia untuk mempermudah menghabiskan mereka," kata Wiranto.
"Indonesia memiliki kelebihan dengan metode keras dan soft approach yakni deradikalisasi. Mantan teroris atau dilatih teroris masuk ke kehidupan layak dan normal ke masyarakat dan digunakan basis informasi," tambahnya.
Sementara Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan pihaknya dengan kepolisian telah melakukan patroli dari Maluku Utara sampai Sulawesi.
"Itu patroli laut. Kemudian di daratnya bersama-sama kepolisian patroli sepanjang pantai, supaya tidak ada penyusupan," kata Gatot.