Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terduga Teroris Dari Keluarga Baik, Tapi Kurang Gaul

Apalagi setelah mengetahui bahwa kedatangan tim Densus 88 dan tim Rajawali dari Polrestro Jakarta Timur itu untuk menggerebek rumah terduga teroris.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Terduga Teroris Dari Keluarga Baik, Tapi Kurang Gaul
Alex Suban/Alex Suban
Anggota Densus 88 dan Satuan Gerak Cepat Polres Metro, Jakarta Timur berjalan seusai menggerebek dan menggeledah sebuah rumah komplotan Teroris Kampung Melayu di Jalan Bambu Kuning Utara, Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (30/5/2017). Polisi menyita sepeda motor, hard disk, selebaran ISIS dan beberapa plat nomor. Warta Kota/Alex Suban 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Warga Jalan Bambu Kuning Utara, RT 007/02 Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, dikagetkan oleh kedatangan sejumlah polisi, Selasa (30/5/2017).

Apalagi setelah mengetahui bahwa kedatangan tim Densus 88 dan tim Rajawali dari Polrestro Jakarta Timur itu untuk menggerebek rumah terduga teroris.

Mereka tidak menduga, pria penduduk setempat yang berinisial AS itu terduga teroris.

AS diduga terkait dengan pelaku aksi bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Rabu (24/5/2017) lalu, yakni Ahmad Sukri.

"AS ditangkap pukul 06.30 WIB," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto kemarin.

Setyo menyebut, AS merupakan orang yang sempat ditemui Ahmad Sukri.

Pertemuan AS dan Ahmad Sukri berlangsung satu hari sebelum bom meledak di Kampung Melayu.

Berita Rekomendasi

Usai bertemu Ahmad Sukri, AS menyerahkan sepeda motornya kepada seorang perempuan bernama Nenih.

Nenih ini kemudian menyerahkan motor AS kepada R alias B, pria yang juga ikut diciduk Densus 88 di Cibubur pada Sabtu (27/5) lalu.

Bukan hanya AS yang ditangkap, Densus 88 kemarin juga menciduk BF alias I pada sekitar pukul 10.30 WIB.

BF ditangkap di rumah kontrakannya di Jalan Masjid 3 Cipayung, Jakarta Timur.

Sama seperti AS, BF juga kenal dengan Ahmad Sukri.

BF ini pula yang mengenalkan Ahmad Sukri kepada R melalui A.

"BF menyimpan motor yang dititipkan Ahmad Sukri kepada R alias B melalui saudara A," kata Setyo.

Keluarga baik-baik

Menurut keterangan seorang tetangga di Jalan Bambu Kuning Utara, Siti (48), terduga teroris AS selama ini dikenal sebagai orang yang pendiam, emosional, misterius, serta jarang bersosialisasi dengan warga Bambu Kuning Utara.

Padahal ia merupakan warga asli daerah itu.

"Dia tinggal sama anak istrinya. Tapi tetap aja jarang main kalau udah sampe rumah. Pokoknya kalau keluar mereka aneh, misalnya pakaiannya hitam semua. Istrinya pakai cadar terus," katanya, Selasa (30/5/2017).

Siti mengaku, selama berada di lingkungan rumah, A kadang bertindak emosi yang meledak-ledak. Salah satunya jika ada warga yang menyalakan motor dengan knalpot bising.

Selain itu juga marah-marah jika ada anak muda yang kelihatan nongkrong beramai-ramai.

"Salah satu pos keamanan aja dia bongkar tanpa permisi RT/RW. Anak-anak kecil juga nggak boleh berisik, sampai-sampai anak saya aja dibuat nangis," ujar Siti.

Namun menurut tetangga yang lain, Owe (50), keluarga AS adalah keluarga baik- baik. Ia pun sangat menyesalkan jika AS terkait dengan bomber Kampung Melayu.

"Saya kenal deket sama keluarganya, dan ini keluarga baik-baik. Saya gak curiga, kalo dibilang tertutup memang tertutup," katanya.

Dikatakannya, sebenarnya keluarga terduga teroris itu juga sering bertegur sapa dengan tetangga.

"Keluarganya itu sering negur kalau ketemu di jalan, jadi gak percaya aja kalo AS terlibat bom Melayu," ujar Owe.

Barang bukti

Usai penggerebekan dan pengeledahan di rumah AS kemarin, polisi keluar dari rumah dengan membawa sejumlah barang bukti yang disimpan dalam sebuah plastik berwarna putih.

Pantauan Warta Kota, ada juga sebuah kain yang dibawa oleh aparat kepolisian.

Tak hanya itu, sebuah buku, hardisc, dan dua sepeda motor milik terduga teroris, serta barang bukti lainnya, juga diamankan oleh Densus 88.
Bahkan dalam mencari barang bukti, polisi Densus 88 dan tim satgas Rajawali juga melibatkan sejumlah Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) alias pasukan oranye.

Terlihat sejumlah pasukan oranye dipersilakan memasuki halaman rumah tersebut. Sedangkan sebagian pasukan orange lainnya menunggu di belakang garis polisi.

"Itu katanya suruh bantuin gali tanah, cari HP (ponsel) katanya," kata seorang anggota pasukan oranye. (m13/nis/kps)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas