Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketua Komisi III DPR Nilai Pernyataan Novel Berpotensi Timbulkan Kegaduhan

"Statement seperti itu sebaiknya dihindari. Karena pasti akan membuat gaduh," kata Bambang di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (15/6/2017).

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Ketua Komisi III DPR Nilai Pernyataan Novel Berpotensi Timbulkan Kegaduhan
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Sejumlah jurnalis yang tergabung dalam Jurnalis Antikorupsi bersama pegawai KPK melakukan aksi damai di halaman Gedung Merah Putih, KPK, Jakarta, Rabu (12/4/2017) malam. Aksi tersebut sebagai bentuk dukungan moral kepada penyidik KPK Novel Baswedan yang tengah mendapatkan perawatan pascainsiden air keras dan menuntut pimpinan KPK agar terus melindungi pegawainya dari segala bentuk teror. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo menilai pernyataan penyidik KPK Novel Baswedan berpotensi membuat gaduh.

Hal itu terkait ucapan Novel yang menduga terdapat peran jenderal dibalik kasus penyiraman keras dirinya.

"Statement seperti itu sebaiknya dihindari. Karena pasti akan membuat gaduh," kata Bambang di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (15/6/2017).

Menurut Bambang, sebaiknya Novel langsung mengungkap nama jenderal yang dimaksud.

Sehingga, dapat dilakukan proses hukum.

"Nah kalau saling menuding gitu kan buruk bagi stabilitas nasional," kata Bambang.

Baca: Peneror Novel Masih Berkeliaran, Jokowi Diminta Serius Pimpin Agenda Pemberantasan Korupsi

Berita Rekomendasi

Politikus Golkar itu khawatir jenderal-jenderal polisi saling curiga karena pernyataan Novel Baswedan.

Hal itu menimbulkan situasi yang tidak baik.

Ia pun menyarankan Novel segera menyampaikan informasi kepada kepolisian bila memiliki bukti.

"Biar nanti ditindaklanjuti bagian hukumnya, irwasum atau apa namanya kabid propam. Biasanya kalau pelanggaran-pelanggaran anggota baik dari bawah sampai atas kan ada propam, irwasum," kata Bambang.

Sebelumnya, Majalah Time memberitakan tentang hasil wawanvaranya dengan Novel Baswedan di Singapore General Hospital, Singapura, pada 10 Juni 2017.

Novel mengaku heran bahwa pihak kepolisian Indonesia (Polda Metro Jaya) belum juga bisa menemukan pelaku dan aktor di balik serangan air keras yang menimpanya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 11 April 2017, atau sudah lebih dua bulan.

Novel mengatakan, telah mendapat informasi akurat dari seseorang tentang jenderal polisi yang terlibat.

Saat itu, awalnya ia menyebut atau menilai informasi tersebut salah. Tapi, setelah kasus ini berjalan dua bulan dan belum terselesaikan, Novel menilai informasi tersebut ada benarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas