Komunikasi Intensif Jokowi dengan GNPF MUI Bisa Gerus Elektabilitas Prabowo
Pertemuan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara dinilai positif.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertemuan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara dinilai positif.
Apalagi mengingat selama ini GNPF merupakan kelompok yang kerap melontarkan kritik pada Jokowi.
Demikian dikatakan analis politik Point Indonesia, Arif Nurul Iman ketika dikonfirmasi Tribunnews.com Jumat (30/6/2017).
"Tentu ini menjadi ancaman bagi Prabowo jika hendak maju lagi dalam Pilpres 2019," kata Arif.
Sebab, kata Arif, selama ini GNPF selalu memiliki haluan politik dengan Prabowo Subianto.
Contohnya, dalam Pilkada DKI kemarin. Menurut Arif, Presiden Jokowi memiliki modal politik pada pemilihan presiden mendatang jika menggalang komunikasi secara intensif dengan GNPF MUI.
"Yang pada gilirannya menggerus elektabilitas Prabowo," kata Arif.
Sebelumnya, DPP Gerindra menilai hal tersebut bukanlah ancaman bagi pencalonan Prabowo Subianto sebagai presiden pada pemilu 2019.
"Tidak otomatis menjadi ancaman," kata Ketua DPP Gerindra Sodik Mudjahid melalui pesan singkat, Kamis (29/6/2017).
Sodik mengatakan banyak faktor yang mempengaruhi dukungan politik kepada calon presiden. Wakil Ketua Komisi VIII DPR itupun menilai wajar bila terdapat agenda dukungan ulama di Pilpres 2019.
"Saya pikir wajar saja seorang presiden mencari dukungan politik dari berbagai pihak," kata Sodik.