Kisah Anak Tukang Parkir Menangis Karena Dilarang Masuk ke Dalam Kelas
Seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) bernama Bayu tampak menangis sesenggukan setelah dirinya dilarang masuk kelas.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) bernama Bayu tampak menangis sesenggukan setelah dirinya dilarang masuk kelas.
Alasan yang diberikan pihak sekolah pun dianggap tak masuk akal. Pasalnya, pihak sekolah mengatakan bahwa kursi untuknya telah digunakan oleh siswa lain.
Kisah bermula dari sebuah video yang menggegerkan warga Malang.
Dalam video berdurasi sekitar 2 menit itu, terlihat seorang bocah lelaki mengenakan seragam putih merah anak SD.
Ia ditanyai oleh seorang laki-laki dewasa.
Bayu mengaku, dia sudah diterima sebagai siswa baru di SMPN 12 Kota Malang.
Namun, sesampainya di sekolah, sebuah kabar mengejutkan diterimanya.
Seseorang yang menemui Bayu mengatakan bahwa dia telah ditelepon oleh kepala sekolah dan mengatakan bahwa sekolah sudah penuh.
Menurut orang tersebut, kursi yang seharusnya menjadi hak Bayu telah diisi oleh siswa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Selama ditanyai oleh pria yang merekam video tersebut, Bayu menangis sesenggukan dengan wajah yang amat sedih dan mental yang terpukul.
Ketika ditanya tentang pekerjaan orang tuanya, Bayu mengaku bapaknya bekerja sebagai tukang parkir, sementara ibunya adalah ibu rumah tangga.
Video yang dibagikan oleh akun Facebook bernama Agustinus Tedja sekitar pukul 11.00 tersebut berulangkali dibagikan oleh netizen. Beragam komentar juga memenuhi postingan tersebut.
Dia menuliskan kisahnya seperti ini:
Kebenaran itu muncul dengan sendirinya. Jangan ada lagi terjadi hal semacam ini lagi, atas nama pelaku perlindungan anak , anak adalah harus dilindungi dan tidak boleh ada terjadi kejadian yg dapat menjadikan semangat anak untuk mau sekolah hilang karena keteledoran sistem yg tidak koordinasi seperti ini.