Jenderal Gatot Nurmantyo: Bermimpi jadi Presiden Tidak Etis
Oleh karena itu, menjadi tidak tepat jika dirinya ikut serta berniat menjadi pemimpin saat masih aktif menjabat panglima TNI.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa tidak etis bagi dirinya untuk berambisi menjadi orang nomor satu di Indonesia.
"Saya sekarang Panglima TNI, kan begitu. Menurut saya, bermimpi jadi presiden tidak etis," kata Gatot di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur (21/7/2017).
Menurut Gatot, TNI berada di bawah komando presiden dan wakilnya. Oleh karena itu, menjadi tidak tepat jika dirinya ikut serta berniat menjadi pemimpin saat masih aktif menjabat panglima TNI.
"Komandan saya itu (Presiden), pimpinan saya itu Presiden sama Wakil Presiden. (Kalau jadi presiden) kemudian saya juga akan melangkahi Wakil Presiden, kan tidak etis," kata Gatot.
Sebelumnya, politisi Partai Nasdem Effendy Choirie menilai sosok Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang akan pensiun pada Maret 2018 bisa saja dipertimbangkan mendampingi Jokowi.
Selain itu ada juga sosok Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi kandidat cawapres dari Jokowi di Pilpres 2019.
Apalagi Kapolri Tito juga sudah pernah bilang akan pensiun dini.
"Banyak tokoh nasional yang bisa jadi wapres. Panglima TNI Jenderal Gatot, Kapolri Karnavian, Menkeu Sri Mulyani, dan lainnya," kata Choirie, Jumat (21/7/2017).
Namun demikian, kata Choirie, terkait pilihan calon wakil presiden akan diserahkan sepenuhnya kepada Jokowi.
"Soal cawapres juga terserah Jokowi. Jokowi sudah tahu siapa cawapres yang bisa kerja sama, yang tahu porsi dan posisi, tidak menusuk dari belakang, dan yang bisa meningkatkan elektabilitas," kata dia.(Fachri Fachrudin)
Berita ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul: Panglima TNI Mengaku Tidak Etis Bermimpi Jadi Presiden