Pengamat: HT Itu Pebisnis Yang Jadi Politisi, Jadi Wajar Kalau Dia Merapat Ke Kekuasaan
Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio tidak kaget mendengar manuver politik HT dengan Perindo.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo yang selama ini kerap mengkritik pemerintahan balik arah mempertimbangkan untuk mendukung Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019.
Tentu wacana ini memancing spekulasi politik. Terutama menyangkut kepentingan di balik manuver balik kanan Hary Tanoe yang sebelumnya bersama KMP di seberang Jokowi.
Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio tidak kaget mendengar manuver politik HT dengan Perindo.
Sebab asal muasal HT, kata Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) ini, bukan pejuang ideologis yang beralih jadi politisi.
"Awalnya kan HT dikenal sebagai pebisnis yang jadi politisi jadi ya wajar kalau dia merapat ke kekuasaan," ujar Hendri Satrio kepada Tribunnews.com, Rabu (2/8/2017).
Namun ia melihat sangat bagus bagi Jokowi saat HT memutuskan untuk bergabung dan mendukung.
"Artinya pemerintah makin kuat dan dukungan bagi pembangunan juga kuat, apalagi HT juga pemilik raksasa Media," katanya.
Serius atau tidak dukungan HT dan Perindo kepada Jokowi, sebetulnya bukan pertanyaan utama, menurutnya. Karena yang utama adalah sejauh mana dukungan itu diberikan.
Apalagi di kubu Jokowi ada Surya Paloh sebagai Ketua Umum NasDem dan Wiranto yang merupakan mantan Ketua Umum Hanura yang secara sejarah pernah bergesekan kuat dengan HT.
"Kita tunggu saja, toh Perindo juga belum mendapatkan verifikasi untuk bisa ikut pemilu," katanya.