Menkes Antisipasi Gangguan Pernafasan Warga di Sekitar Lokasi Kebakaran Hutan
"Pasti, justru kami ikut (rapat) karena kami juga merasa, ini harus diselesaikan."
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Punomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menyebut warga yang terkena dampak asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) berpotensi mengalami gangguan kesehatan.
"Pasti, justru kami ikut (rapat) karena kami juga merasa, ini harus diselesaikan. Memang hulunya kan artinya kebakaran, jangan sampai nanti orang terdampak," ujar Nila usai rapat terkait Karhutla, di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Kamis (3/8/2017).
Potensi gangguan pernafasan terhadap masyarakat menghirup asap semakin tinggi, ketika di wilayah tersebut Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) mencapai di atas 200.
Pada tahap tersebut menurutnya yang pertama terserang adalah anak-anak.
Baca: Pemerintah Berupaya Ubah Kebiasaan Masyarakat Bakar Hutan
"Kalau ISPU-nya di atas 200 misalnya, itu anak-anak misalnya, tidak boleh keluar. Atau kalau lebih tinggi lagi, dewasa pun tidak boleh keluar, jadi sudah ada aturannya," ujar Menkes.
Antisipasi pemerintah antara lain adalah menyiapkan masker dan penyaring udara untuk ruangan.
Serta menyiapkan materi untuk disosialisasikan ke masyarakat terkait bagaimanacaranya menghadapi bencana asap.
Baca: Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun Ini Umumnya Terjadi Akibat Ada yang Sengaja Membakar
Kementerian menurutnya masih mengumpulkan informasi sebelum terjun ke lapangan.
Karhutla yang saat ini terjadi antara lain di wilayah Riau dan sekitarnya, serta di wilayah Kalimantan Barat.
Dikutip dari iku.menlhk.go.id, per hari ini, stasiun CRF-1 kota Pekanbaru, menunjukan angka 64 untuk ISPU atau tergolong kualitas sedang.
Di stasiun CRF-2 kabupaten Siak terpantau ISPU mencapai 53 atau sedang.
Di stasiun KLHK Pontianak kota Pontianak, menunjukan angka 103 atau tergolong tidak sehat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.