Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

ABK Dapat Upah Paling Besar, Jumlahnya Hampir Setengah Miliar Rupiah

Sebanyak 12 pelaku penyelundupan 1 ton narkoba jenis sabu menerima upah hingga ratusan juta rupiah.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in ABK Dapat Upah Paling Besar, Jumlahnya Hampir Setengah Miliar Rupiah
Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya menggelar rekonstruksi pengungkapan kasus penyelundupan sabu satu ton di Anyer. Rekonstruksi tersebut dimulai dari kedatangan para pelaku di Terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Tampak tersangka memperagaka adega demi adega, Kamis (3/8/2017). Warta Kota/Angga Bhagya Nuraga 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 12 pelaku penyelundupan 1 ton narkoba jenis sabu menerima upah hingga ratusan juta rupiah.

Bayaran terbesar diterima para anak buah kapak (ABK) yang mengangkut narkoba tersebut ke Anyer, Banten.

Upah yang diterima para pelaku penyelundupan ini dibeberkan Kepala Sub Direktorat III Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya, AKBP Bambang Yudhantara, saat rekonstruksi kasus 1 ton narkoba itu di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Kamis (3/8/2017) siang.

Bambang menerangkan, dari belasan pelaku penyelundupan narkoba, lima di antaranya merupakan ABK.

Seluruhnya berkewarganegaraan Taiwan yakni Tsai Chih Hung, Sun Chih-Feng, Kuo Chun Yuan, Kuo Chun Hsiung, dan Juang Jin Sheng.

Di kelompok itu juga ada yang berperan sebagai penerima narkoba di Pantai Anyer, Banten. Peran ini dijalankan empat orang yakni Lin Ming Hui, Chen Wei Cyuan, Liao Guan Yu, dan Hsu Yung Li.

Baca: Bupati Syafii Sempat Tawar Menawar Uang Suap Tapi Kajari Ngotot Minta Rp 250 Juta

Berita Rekomendasi

Bambang menjelaskan, kelima ABK mendapat upah paling besar lantaran harus berlayar selama sebulan untuk sampai di Indonesia.

Mereka berlayar dari Taiwan pada 17 Juni 2017 menggunakan yacht atau kapal pesiar berukuran sedang bernama Wanderlust atau 'Nafsu Berkelana'.

Jalur yang dilalui adalah Laut China Selatan, Johor, Selat Malaka, lalu ke Anyer.

"ABK mendapatkan upah paling besar Rp 430 juta," ujar Bambang.

Pada rekonstruksi itu, polisi juga menjelaskan bahwa pelaku penyelundupan memiliki skenario menyimpan narkoba di sebuah rumah kontrakan di Perumahan Duta Garden, Cengkareng, Jakarta Barat.

Rencananya, setelah diturunkan dari kapal di Pantai Anyer, narkoba sebanyak satu ton itu diangkut menggunakan mobil ke Perumahan Duta Garden.

Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya menggelar rekonstruksi pengungkapan kasus penyelundupan sabu satu ton di Anyer. Rekonstruksi tersebut dimulai dari kedatangan para pelaku di Terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Tampak tersangka memperagaka adega demi adega, Kamis (3/8/2017). Warta Kota/Angga Bhagya Nuraga
Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya menggelar rekonstruksi pengungkapan kasus penyelundupan sabu satu ton di Anyer. Rekonstruksi tersebut dimulai dari kedatangan para pelaku di Terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Tampak tersangka memperagaka adega demi adega, Kamis (3/8/2017). Warta Kota/Angga Bhagya Nuraga (Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA)

Penanganan narkoba setelah diturunkan di Anyer menjadi tanggung jawab empat orang yang berperan sebagai penerima barang.

"Keempatnya mendapatkan upah Rp 200 juta," kata Bambang.

Keempatnya ditangkap di Anyer, 13 Juli lalu.

Bambang menambahkan, ada tiga orang lainnya dalam kelompok pemasok narkoba itu. Ketiganya adalah Aseng, Aphao, dan Abing. Peran mereka masih didalami karena para pelaku ditangkap di Taiwan.

Mereka kembali ke Taiwan pada akhir Juni 2017 untuk melakukan koordinasi dari sana.

"Mereka baru saja ditangkap. Kami akan melakukan pemeriksaan di Taiwan," kata Bambang.

Seperti diberitakan, pada 13 Juli lalu, polisi membongkar upaya penyelundupan narkoba jenis sabu seberat satu ton. Narkoba itu diangkut kapal Wanderlust yang merapat di dermaga di bekas Hotel Mandalika di Anyer.

Pada penggerebekan itu, polisi menembak hingga tewas salah satu pelaku yang berperan sebagai penerima barang. Dia ditembak karena melawan petugas.

Sedangkan lima ABK, ditangkap di perairan Pulau Bintan, Kepulauan Riau, pada 15 Juli 2017.

Pada rekonstruksi kemarin, polisi meminta para pelaku memperagakan adegan-adegan kunci mulai dari kedatangan mereka di terminal 2D, Bandara Soekarno-Hatta hingga ke tempat penyewaan mobil di Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Para pelaku kemudian memperagakan adegan tiba di Bandara Soekarno-Hatta dan dijemput seorang warga negara Indonesia bernama AN yang menjadi sopir para pelaku.

AN dan para pelaku kemudian menuju sebuah rumah di Perumahan Duta Garden, Cengkareng, Jakarta Barat.

Rumah bercat putih itu, luasnya sekitar 72 meter persegi, dan tergolong rumah minimalis. Rumah itu hanya memiliki tempat parkir yang hanya memuat satu mobil.

Bambang Yudhantara mengatakan, tarif sewa rumah tersebut adalah Rp 20 juta per tahun. Transaksi sewa rumah dilakukan melalui perantaraan AN.

"Dia nyewa melalui perantara warga Indonesia bernama AN. Mereka mengaku ingin bisnis tambak ikan di sini," katanya.

Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya menggelar rekonstruksi pengungkapan kasus penyelundupan sabu satu ton di Anyer. Rekonstruksi tersebut dimulai dari kedatangan para pelaku di Terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Tampak tersangka memperagaka adegan demi adegan saat tiba di Duta Garden, Cengkareng, Banten, Kamis (3/8/2017). Warta Kota/Angga Bhagya Nuraha
Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya menggelar rekonstruksi pengungkapan kasus penyelundupan sabu satu ton di Anyer. Rekonstruksi tersebut dimulai dari kedatangan para pelaku di Terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Tampak tersangka memperagaka adegan demi adegan saat tiba di Duta Garden, Cengkareng, Banten, Kamis (3/8/2017). Warta Kota/Angga Bhagya Nuraha (Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA)

Bambang menambahkan, para pelaku yang berperan sebagai penerima barang tinggal di rumah tersebut selama dua minggu.

Mereka kemudian berangkat ke Malaysia untuk mengelabui petugas kepolisian yang sudah mengintainya.

"Dia tinggal hanya dua minggu lalu ke Malaysia karena curiga dibuntuti petugas kami," kata Bambang.

Dua hari di Malaysia, mereka kembali ke Indonesia namun tidak ke rumah tersebut. Mereka menginap di sebuah hotel di Jakarta Barat.

Rekonstruksi di Perumahan Duta Garden menarik perhatian warga. Mereka berkerumun di dekat lokasi rekonstruksi.

"Oh dia yang (penyelundup) 1 ton sabu. Saya pernah lihat orang itu," ujar seorang warga yang menyaksikan rekonstruksi dari jarak dekat. (dns)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas