Empat Hari Usai Pelaksanaan Aksioma Madrasah Masih Jadi Perbincangan di Medsos
tak sedikit para pejabat negara, terutama mereka yang alumni madrasah atau pegiat madrasah yang turut memasang profil dan twibbon madrasah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ajang Kreativitas Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) serta Kompetisi Sains Madrasah (KSM) resmi ditutup pada Jumat malam lalu.
Ajang tersebut melahirkan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai juara umum Aksioma dan Jawa Timur sebagai juara umum KSM.
Namun meskipun ajang tersebut telah usai, perbincangan dengan tema madrasah di media sosial, termasuk di akun MadrasahGO di Instagram dan Twitter terus terjadi dan bahkan viral.
Perbincangan tersebut berkisar pada seputar kenangan, foto, dan juara serta hal lain yang berkaitan dengan madrasah.
Menanggapi hal itu, salah satu anggota Azkia Media yang menggawangi ajang Aksioma dan KSM ini Maikal Azhar mengatakan bahwa perbincangan tersebut tidak lepas dari peran tim media sosial yang aktif mengampanyekan, sehingga pengikut atau penyuka akun madrasah terus membesar.
"Alhamdulillah kita senang dengan melihat trending madrasah dengan follower yang terus bertambah. Ini sesuatu yang luar biasa, terutama untuk ajang madrasah kali ini dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ini menjadi nilai plus tersendiri sehingga harus terus dijaga," kata Maikal kepada wartawan di Jakarta, Selasa(15/8/2017).
"Jadi tema madrasah yang masih berkaitan dengan Aksioma dan KSM memang perlu terus digalakkan karena tahun depan kita juga akan menggelar KSM kembali di Bengkulu," tambah Maikal.
Hal serupa juga diungkapkan dua panitia lainnya yang bertugas di bidang media dalam Aksioma-KSM 2017, yakni Dimas dan Nur Alfi Amalia.
Mereka mengungkapkan bahwa trending tersebut dihasilkan dari kerja kolektif yang solid, terutama dari tim Azkia Media, pihak Kemenag, dan tim media lokal dari DIY.
Selain itu, trending tersebut juga menunjukkan bahwa tema madrasah masih menjadi salah satu yang menarik untuk diperbincangkan di dunia maya.
"Saya kira dengan ajang-ajang seperti ini, anak-anak madrasah bisa lebih bangkit dan semangat mereka bisa terus berkobar dan tidak merasa minder, karena terbukti anak-anak madrasah bisa dan bahkan lebih baik dibanding non-madrasah," kata Alfi.
Hal ini kata dia, salah satunya bisa dilihat dari banyaknya prestasi yang diukir madrasah di dunia sains.
"Dengan demikian, anak-anak madrasah saat ini selalu siap menghadapi tantangan apapun. Mereka juga up to date, sehingga dalam dunia sains, termasuk di media sosial anak madrasah juga masih bisa bersaing," ujar Alfi.
Serupa juga diungkapkan Dimas.
Menurutnya, anak-anak madrasah memiliki banyak potensi yang harus selalu dirawat dan dijaga.
"Of course, potensi madrasah begitu luar biasa. Kemampuan anak-anak madrasah yang melek teknologi harus terus dijaga. Mereka yang terus aktif di media sosial ini menjadi nilai potensi yang perlu terus dikembangkan," ujar Dimas.
"Bahkan nantinya jika ada pembuatan vlog atau video berdurasi pendek juga perlu dikembangkan, bahkan juga diperlombakan, sehingga anak-anak merasa memiliki kebanggaan dengan diri mereka dan madrasah tempat mereka mengais ilmu."tambahnya.
Diketahui, dalam Aksioma dan KSM 2017 ini kerja tim media sosial yang dikoordinir tim Azkia Media memang menuai banyak pujian. Pujian-pujian tersebut banyak dilontarkan saat twibbon dan tagar bertuliskan "Aku Bangga Jadi Siswa Madrasah", "Aku Bangga Jadi Alumni Madrasah", "Aku Bangga Jadi Guru Madrasah", dan Aku Bangga Jadi Pegiat Madrasah" viral di media sosial beberapa waktu lalu, mulai dari Instagram, Twitter, hingga Facebook.
Bahkan tak sedikit para pejabat negara, terutama mereka yang alumni madrasah atau pegiat madrasah yang turut memasang profil dan twibbon madrasah tersebut.