'Mudah-mudahan SBY dan Mega Bisa Bersalaman Erat'
"Mudah-mudahan Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Bu Megawati Soekarnoputri bisa bersalaman erat."
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Sanusi
!['Mudah-mudahan SBY dan Mega Bisa Bersalaman Erat'](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/joko-widodo-megawati-sby-habibie_20170817_141214.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Mudah-mudahan Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Bu Megawati Soekarnoputri bisa bersalaman erat."
Hal itu disampaikan Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Gun Gun Heryanto, ketika tampil di Program Khusus Merdeka Bersama di Kompas TV, Jakarta, Kamis (17/8/2017).
Karena untuk pertama kalinya setelah tidak lagi menjabat Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) datang menghadiri serangkaian perayaan HUT RI di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (17/8/2017).
Pun momen bersejarah, dalam 12 tahun, SBY dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri bertemu saat upacara di Istana Kepresidenan.
Menurut Gun Gun Heryanto, kehadiran SBY ini pasti akan sangat menyejukkan masyarakat Indonesia.
Pasalnya, ketika dua periode pemerintahannya, Megawati tak pernah menghadiri upacara detik-detik Kemerdekaan RI di Istana Merdeka.
Pun setelah lengser dari Presiden, sebelum tahun ini, SBY juga tidak pernah menghadiri upacara di Istana Merdeka.
Karena itu, Gun Gun Heryanto berterimakasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mampu menghadirkan SBY dan istri Ani Yudhoyono.
Ia memuji sikap SBY hadir dalam Upacara detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI ke-72 di Istana Merdeka, Kamis (17/8/2017).
"Hari ini kita saksikan Pak SBY dan Bu Ani hadir pertama kali di perhelatan HUT kemerdekaan. Ini menurut saya akan sejuk, terlepas dari apa pun motifnya, itikadnya dan bagaimana publik memaknainya," ujarnya.
Dia menegaskan, politik kebangsaan itu seharusnya seperti yang tersaji kali ini. Ketika semua tokoh politik dan bangsa bisa duduk bersama, meskipun berbeda nafas politiknya.
"Jadi boleh berbeda dalam beberapa hal, misalnya kontestasi elektoral, perebutan kuasa undang-undang. Pasti masing-masing ingin kepentingannya masuk," ucapnya.
"Tetapi kehadiran fisik dan silaturahmi, itu kesejatian bangsa Indonesia. Karena Indonesia itu adalah budaya paguyuban atau komunitarian," jelasnya lebih lanjut.
Karena, sangat niscaya dalam alam demokrasi itu ada perbedaan. Perbedaan itu berupa sikap politik dan posisi politik dan lainnya.
"Mudah-mudahan Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Bu Megawati Soekarnoputri bisa bersalaman erat," harapnya.
Bukan itu saja, menurutnya. Ada pula tokoh-tokoh yang kerap kali berbeda pandangan dengan pemerintah, misalnya Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra, juga hadir di Istana Merdeka.
Namun dalam momen bersejarah ini duduk bersama merayakan Kemerdekaan RI di Istana Merdeka.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.