Fahri Hamzah Minta Inisiator Aksi Santri Teriak 'Bunuh Menteri' Bertanggungjawab
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, menyayangkan aksi unjuk rasa sekelompok santri yang videonya viral di media sosial beberapa hari belakangan.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, menyayangkan aksi unjuk rasa sekelompok santri yang videonya viral di media sosial beberapa hari belakangan.
Pada aksi tersebut, terlihat anak-anak menggunakan baju koko, sarung dan kopiah dilengkapi spanduk dan membawa bendera NU seraya meneriakkan takbir dan memekikkan ucapan "bunuh, bunuh, bunuh menterinya, bunuh menterinya sekarang juga."
"Ya itu diverifikasi aja (videonya). Supaya tidak berlanjut jadi fitnah," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (17/8/2017).
Namun demikian, hingga saat ini belum ada kejelasan dalam video tersebut mengenai tempat dan dan para remaja yang diduga sebagai santri.
"Pokoknya diverifikasi dulu, kalau sudah diverifikasi kan jadi tahu. Kemudian kalau tahu siapa tokoh dibalik demo itu, ya mereka harus bertanggungjawab," kata Fahri.
Sebagaimana diketahui aksi penolakan FDS tersebut dimotori oleh PBNU. Bahkan PBNU kabarnya menginstruksikan kadernya untuk menggelar aksi penolakan terhadap kebijakan lima hari sekolah dalam sepekan tersebut.
Program FDS ini juga memicu aksi demo para santri. Mereka menolak program FDS yang sudah tertuang dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tersebut diberlakukan dan menuntut segera dibatalkan.
Aksi demo yang belum diketahui di mana dan kapan itu mendapat perhatian dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Ya, KPAI merasa prihatin dengan umpatan yang dilakukan saat demo oleh anak-anak bernyanyi dengan teriak 'bunuh menterinya sekarang juga'. Video itu berdurasi 1:03 menit.
Pada aksi tersebut, terlihat anak-anak berbaju koko dan pakai sarung itu membentangkan spanduk dan membawa bendera seraya meneriakkan takbir serta memekikkan ucapan "bunuh, bunuh, bunuh menterinya, bunuh menterinya sekarang juga".