Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

GP Ansor Kecam Pembakaran Umbul-umbul Merah Putih

Menurut Yaqut, tindakan tersebut merupakan penghinaan dan provokasi yang layak dilakukan penjajah.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in GP Ansor Kecam Pembakaran Umbul-umbul Merah Putih
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
PELANTIKAN - Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Yaqut Cholil Qaumas melantik pengurus Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Barat pada acara peringatan Hari Lahir ke-83 Gerakan Pemuda Ansor bertema "Mencerahkan Warga, Menggerakkan Warga", di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Rabu (10/5/2017). Acara yang dihadiri ribuan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) NU dan GP Ansor se-Jawa Barat itu juga diisi dengan kegiatan apel kebangsaan, silaturahmi ulama, dan launching Kecamatan Bersholawat. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PP GP Ansor H. Yaqut Cholil Qoumas oknum pengurus Pesantren Ibnu Masud, Desa Sukajaya, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor terkait pembakaran umbul-umbul merah putih pada hari kemerdekaan Indonesia kemarin.

Menurutnya, tindakan tersebut merupakan penghinaan dan provokasi yang hanya layak dilakukan oleh penjajah.

"Karena negeri ini merdeka oleh darah pejuang, syuhada khususnya para kyai dan umat Islam, dan sangat kontradiktif kalau ada lembaga menamakan "pesantren" yang merupakan simbol pendidikan Islam, tapi melakukan pengkhianatan pada kemerdekaan negeri ini," jelas Gus Yaqut, sapaan akrab Yaqut Cholil, Jumat (18/8/2017).

Sejalan dengan itu dia mengapresiasi aparat dan warga di lingkungan setempat cepat dan tanggap melakukan tuntutan dan mediasi dengan cara-cara dalam koridor hukum dan demokratis.

Pihaknya juga mendukung penutupan "Pesantren Ibnu Masud" yang telah mencemari nama baik pesantren di Indonesia yang pernah digrebek Densus 88 terkait informasi keterlibat jaringannya dengan peristiwa Bom Thamrin.

Gus Yaqut mengajak warga Indonesia khususnya umat Islam untuk tetap waspada terhadap pihak-pihak yang mudah menggunakan klem-klem keagamaan apalagi terkait nama pesantren yang digunakan untuk agenda radikalisme yang bisa merongrong keutuhan dan persatuan bangsa ini.

Selain itu, dia juga mengajak kepada seluruh warga bangsa bersama sama menjaga persatuan dan keutuhan bangsa dengan menolak cara-cara radikalisme dan terorisme dalam memperjuangkan keyakinannya karena bertentangan dengan nilai-nilai luhur agama dan kemanusiaan.

Berita Rekomendasi

"Karena kita ini sama, sama sebagai bangsa Indonesia, sama sebagai warga negara Indonesia maka kita harus menghormati lambang-lambang negara kita karena lambang negara adalah martabat kita sebagai bangsa," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas