Aher: Berita Hoax Itu Sudah Ada Sejak Zaman Rasulullah
Pers, media massa, ataupun media sosial, memiliki sejumlah fungsi. Diantaranya, fungsi informasi yang menyajikan berita kepada masyarakat.
Editor: Content Writer
Mananggapi penghargaan ini, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) memaknai penghargaan ini sebagai perhatian dari khalayak terhadap setiap gerak yang dilakoninya.
Ia pun bersyukur, yang mendapatkan sorotan dari hasil pantauan PR Indonesia, menyatakan bahwa, hal atau berita yang dimuat oleh sejumlah media mainstream nasional terkait aktivitasnya sebagai seorang kepala daerah, merupakan berita positif.
"(Sebagai pejabat publik) kita harus pandai-pandai mengkomunikasikan kepada masyarakat apa saja yang akan, sedang, dan sudah kita lakukan. Kalau kurang komunikasi nanti dikhawatirkan ada prasangka buruk seakan-akan kita tidak melakukan apapun," kata Aher.
"Ini keterbukaan, positifnya, negatifnya dikritisi boleh, dipuji boleh. Hal-hal seperti itu sangat penting untuk masyarakat kita sehingga media menjadi penting bagi komunikasi kita dengan masyarakat luas," sambung Aher.
Aher menuturkan, salah besar bila apa yang dilakukan sebuah instansi atau badan, tidak dikomunikasikan, atau dilakukan upaya 'public relation' atau kehumasan. Dirinya berpesan kepada para pelaku Humas, untuk memberitakan hal yang apa adanya.
"Khususnya kepada Humas Pemprov, yang mengikuti saya, juga para media, beritakan saya apa adanya, apabila positif tulis positif, apabila sedang kurang baik, tuliskan saja kurang baik, untuk diperbaiki kedepannya," Imbaunya.
Kepala Bagian Publikasi, Peliputan dan Dokumentasi Setda Jabar Ade Sukalsah menuturkan, prinsip-prinsip keterbukaan informasi publik senantiasa akan dijunjung tinggi. Seorang narasumber yang baik, akan memegang prinsip tersebut, dan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan adalah sosok yang sadar akan hadirnya hakikat tersebut.
Maka diraihnya predikat oleh Gubernur Aher, merupakan motivasi bagi unit kerjanya, untuk menerapkan prinsip-prinsip kehumasan yang baik. Baginya, ketika Gubernur meraih 'Best Communicator', menjadi dukungan, termasuk motivasi untuk juga meningkatkan 'Media Relation' yang baik.
"Ini indikatornya yang ditetapkan oleh PR Indonesia adalah sebagai Gubernur yang sadar 'Public Relation' (PR), salah satunya yang paling dominan adalah pemberitaan positif di 13 media mainstream nasional. Kemudian dikukuhkan sebagai 'Best communicator," tuturnya.
"Kan jarang-jarang kepala daerah yang mempunyai kesadaran PR yang cukup baik, jadi narasumber di berbagai media, mudah untuk diwawancara, mudah diakses oleh wartawan, sebagai sosok kepala daerah seperti ini cukup jarang," tambahnya.
Bagi pihaknya, ketika Gubernur didapuk menjadi best communicator, kata Ade, secara tidak langsung menjadi motivasi kedepan untuk meningkatkan kinerja media relation dengan lebih baik.
"Apalagi, dalam beberapa kesempatan, Pak Gubernur selalu menyebut bahwa Humas itu adalah etalase pemerintah daerah," lanjutnya.
Dalam mengimplementasikannya, pihaknya akan menerapkan prinsip kehumasan, diantaranya menjunjung keterbukaan informasi publik dan menjaga hubungan baik dengan semua pihak, baik itu masyarakat maupun media massa.
Di samping itu, pemanfaatan kanal media sosial akan terus dimaksimalkan sebagai corong publikasi program dan kebijakan pemerintah, meskipun beresiko menguras energi.
"Dari awal, kami berkomitmen menggunakan new media (sosial media) agar informasi bisa diterima oleh masyarakat luas," imbuhnya.