Pembantaian di Rakhine, Myanmar Harus Belajar dari Indonesia Tentang Kebhinnekaan dan Toleransi
"Supaya Pak Jokowi menyampaikan dengan tegas dan terbuka kepada pemimpin Myanmar, untuk hentikan tragedi ini."
Editor: Choirul Arifin
![Pembantaian di Rakhine, Myanmar Harus Belajar dari Indonesia Tentang Kebhinnekaan dan Toleransi](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/wakil-ketua-dewan-majelis-syuro-partai-keadilan-sejahtera-pks-hidayat-nur-wahid_20170903_111056.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hubungan antar umat beragama di Indonesia cukup baik selama ini menurut Wakil Ketua Dewan Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid.
Islam sebagai negara dengan umat paling banyak di Indonesia, bisa berhubungan baik dengan semua agama, termasuk dengan agama Buddha.
Hal tersebut lah yang menurutnya harus disampaikan ke pihak Myanmar, yang saat ini mereka tengah terlibat konflik dengan etnis Rohingya, yang sudah ratusan tahun mendiami Rakhine State, Myanmar. Hidayat Nur Wahid menganggap dengan modal tersebut, Presiden Joko Widodo bisa merayu pemerintah Myanmar.
"Supaya Pak Jokowi menyampaikan dengan tegas dan terbuka kepada pemimpin Myanmar, untuk hentikan tragedi ini. Tirulah Indonesia bagaimana menghadirkan harmoni antara Muslim, supaya masalah bisa diselesaikan," ujarnya kepada wartawan di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS, Jakarta Selatan, Minggu (3/9/2017).
Masyarakat Rohingya adalah pendatang dari Bangladesh, yang sudah mendiami tanah Rakhine State sejak ratusan tahun lalu. Belakangan konflik antara masyarakat Rohingya yang mayoritasnya beragama Islam dengan pemerintah dan masyarakat Myanmar, meningkat. Hasilnya adalah ratusan warga Rohingya dilaporkan tewas dibunuh, sementara puluhan ribu lainnya mengungsi ke berbagai tempat, termasuk ke Indonesia.
Konflik itu antara lain disebabkan pemerintah Myanmar saat ini, tidak mau mengakui keberadaan masyarakat Rohingya. Mereka yang terus menerima kekerasan dari pemerintah dan masyarakat Myanmar yang mayoritasnya umat Buddha, akhirnya bereaksi sehingga terjadi konflik terbuka, termasuk pada 25 Agustus lalu yang menewaskan sedikitnya 70 orang warga Rohingya.
Hidayat Nur Wahid menganggap masyarakat Buddha di Indonesia juga bisa ikut membantu menyelesaikan konflik tersebut, dengan membuka komunikasi ke umat Buddha di Myanmar. Menurutnya mereka bisa menyampaikan bagaimana kehidupan di Indonesia yang penuh toleransi, dan bagaimana mereka di Indonesia bisa tetap terlindungi.
"Mengirimkan delegasi ke Myanmar, untuk kemudian mengkomunikasikan kepada saudara kita di sana, di Indonesia, relasi antara Muslim dan Buddha begitu bagus," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.