Tragedi Rohingya, PPP Dorong Penempatan Tentara Perdamaian di Rakhine State Myanmar
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy angkat bicara mengenai tragedi Rohingya.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy angkat bicara mengenai tragedi Rohingya.
Pria yang akrab disapa Romi itu meminta sikap Indonesia harus dipertahankan.
Dimana, Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk muslim terbesar masih bisa diterima dengan mudah untuk masuk ke wilayah Rohingya.
"Karena beberapa negara yang cukup kencang itu tidak memiliki aspek secara diplomatik ke Rohingya, termasuk Turki.
Jadi apa yg sudah disuarakan oleh pemerintah kita tentunya harus juga kita pertahankan sebagai jalan kita untuk tetap bisa memasuki Rohingya secara diplomatis," kata Romi melalui keterangan tertulis, Senin (9/4/2017).
Romi juga menduga Pemerintah Myanmar membiarkan terjadinya genosida terhadap etnis Rohingya. Ia pun mengutuk tindakan yang anti kemanusiaan dan perdamaian tersebut.
Romi meminta pemerintah terus melakukan upaya diplomasi untuk menghentikan seluruh tindakan kekerasan dan ketegangan yang terjadi di Rakhine State. Kemudian memastikan adanya perlindungan masyarakat sipil.
Selain itu, Ia meminta adanya pemberian bantuan kemanusiaan terkait pangan dan akses kesehatan.
"Kita meminta supaya Indonesia bisa memprakarsai usulan kepada dewan keamanan untuk menempatkan tentara penjaga perdamaian di Rakhine, menyusuri laporan resmi dari Kofi Annan yang merupakan komisi yang dibentuk oleh PBB," kata Romi.
Romi mengimbau perlunya penempatan tentara perdamaian di Rakhine State.
Sebab kejadian tersebut sudah berlangsung selama puluhan tahun,
"Saya mengimbau kepada seluruh pihak di Indonesia agar tidak membawa kebencian sektarian ini, kepada negara kita karena apa yg terjadi di Myanmar sana dalam bentuk kebencian sektarian, sqama sekali tidak ada hubungannya dengan sentimen sektarian yang ada di Indonesia," kata Romi.