Cerita Penjual Sate Kere Langganan Presiden Jokowi
Saya tak akan percaya jika melihat gerobak Sate Kere Mbak Tug yang mangkal di dinding tembok tempat parkir.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Saya tak akan percaya jika melihat gerobak Sate Kere Mbak Tug yang mangkal di dinding tembok tempat parkir.
Kalau saja teman saya yang orang Solo asli tak menyebutkan patokan lokasi, saya pasti akan melewatkan gerobak sederhana yang ditutupi mobil-mobil mewah tersebut.
Itulah gerobak sate kere langganan keluarga Presiden Joko Widodo.
"Saya itu jual sate sudah lama, dari tahun 1979. Pertamanya saya jual jamu, tidak bagus akhirnya saya buat sate jualnya keliling," cerita Tugiyem (55) saat ditemui KompasTravel di lokasinya berjualan, Minggu (3/9/2017).
Berjualan keliling, otomatis Tugiyem sulit dicari.
Alhasil Jokowi memberi Tugiyem sebuah gerobak berbahan besi ringan.
Baca: Tertekan dengan Pelajaran Sekolah, Gadis Kecil Ini Ingin Bunuh Diri Namun Dia Diselamatkan Bajunya
Gerobak tersebut kini digunakan Tugiyem untuk berjualan di Jalan Arifin 63, tepatnya di parkiran Depot Es Nini Thowong.
Tugiyem mengaku sebenarnya Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi sempat menawarkan kios agar ia dapat berjualan di tempat yang lebih layak.
"Saya tidak mau, takut tidak laku kalau pindah ke kios. Gibran bilang sama saya nggak mungkin nggak laku, sate saya enak banyak dicari orang," kata Tugiyem.
Marimin (58), suami Tugiyem menyebut istrinya ini manusia langka.
Diberi kios tak mau, diajak ke Kalimantan untuk ikut pameran kuliner juga tak mau.
Alasannya Tugiyem takut naik pesawat.
Meskipun Tugiyem sebenarnya sudah diajak ke Jakarta oleh Jokowi saat menjadi Wali Kota Solo, dalam rangka memperkenalkan kuliner Solo.