Kediaman Asma Dewi Ternyata Hanya Berjarak Beberapa Rumah dari Tempat Tinggal Kapolri
Dia diduga terlibat sindikat Saracen karena penyidik Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menemukan aliran dana sebesar Rp 75 juta..
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
“Saya mengenal cuma tidak dekat karena kami sama-sama dalam pergerakan lawan penista agama. Asma Dewi itu korban fitnah, dia tidak menyebarkan hoax justru penyebar hoax itu yang memfitnah Asma Dewi,” ujar Novel.
Asma Dewi diketahui mempunyai alamat rumah di Jalan Ciledug Raya Nomor 88 RT/RW 009/06, Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Namun, setelah ditelusuri alamat tersebut fiktif.
Nuni, ibu RT 009/06, mengaku di lingkungan tempat tinggalnya tidak ada alamat rumah bernomor 88. Di lingkungan itu nomor rumah hanya sampai nomor 67. Di seberang jalan tertera nomor 88 a sampai 88 c yang ditempati sejumlah tempat usaha.
Honda Genuine Parts yang dimiliki UD Rajawali menempati 88 a, 88 b Moradon yang dimiliki PD Kawi Alumunium distributor kusen Alumunium dan Kaca, dan 88 c ditempati rumah belajar O Friends.
"Benar di sini memang alamat RT/RW 009/06, tetapi tidak ada namanya Asma Dewi. Di lingkungan ini alamat rumah cuma sampai 67," kata Nuni.
Hanya Pendukung Anies-Sandi
Ade disebut-sebut dekat dengan sejumlah politisi. Hal ini terlihat di media sosial, Facebook, miliknya, yang terdapat foto dirinya dengan sejumlah petinggi Partai Gerindra, termasuk dengan Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Sandiaga Uno hingga Ahmad Dhani.
Penasehat hukum Asma Dewi, Juju Purwanto, mengatakan kliennya hanya sebatas pendukung dari pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Sebagai pendukung, dia turut aktif selama kegiatan pemenangan paslon cagub-cawagub itu. Di kesempatan itu, ketika bertemu dengan para tokoh, dia memanfaatkan untuk berfoto bersama. Foto-foto itu diunggah di media sosial, Facebook.
"Ibu ini aktivis ya, aktivis perempuan terutama dalam hal gerakan-gerakan muslimah, ya terkait pengajian, kegiatan sosial laimnya. Klien kami tidak kenal secara langsung dan bukan anggota dari salah satu partai politik," tutur Juju Purwanto.
Sedangkan mengenai ujaran-ujaran kebencian yang dituliskan di media sosial Facebook, kata dia, itu merupakan upaya dari mengkritisi kebijakan pemerintah, seperti impor virus vaksin Measles Rubella dan mahalnya harga daging. Selain itu, dia tidak terlibat sindikat Saracen.
"Prihatin dengan info ada kaitan langsung ibu Ade maupun Jasriadi dengan Saracen. Yang berkembang ada berita miring, klien bagian dari Saracen. Keberatan kasus masih tahap penyidikan, tetapi dikaitkan hal belum tentu kebenaran," tambahnya.