Kediaman Asma Dewi Ternyata Hanya Berjarak Beberapa Rumah dari Tempat Tinggal Kapolri
Dia diduga terlibat sindikat Saracen karena penyidik Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menemukan aliran dana sebesar Rp 75 juta..
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Asma Dewi, seorang ibu rumah tangga, diamankan karena menyebarkan muatan kebencian dan hoax. Dia diduga terlibat sindikat Saracen karena penyidik Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menemukan aliran dana sebesar Rp 75 juta kepada anggota Saracen berinisial NS.
Baca: Pemerintah Diminta Bertindak Tangani Peredaran Pil PCC di Kendari
Ade, sapaan Asma Dewi, diamankan di kediaman orangtuanya di Kompleks Polri Ampera Raya, Jalan A Nomor 17, pada Jumat (8/9/2017) sekitar pukul 10.00 WIB.
Tempat tinggal itu hanya berjarak empat rumah dari kediaman Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Sebanyak 10 orang aparat kepolisian mengamankan yang bersangkutan tanpa perlawanan.
Wanita berlatar belakang keluarga Polri itu dikenal sebagai sosok tertutup. Dia dibesarkan dari keluarga Polri. Ayahnya seorang mantan perwira tinggi di instansi kepolisian.
Dia mempunyai dua orang kakak yang aktif di instansi Polri. Z, kakak pertama berjenis kelamin laki-laki merupakan salah satu staff pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta Selatan. I, kakak kedua berjenis kelamin perempuan merupakan polisi yang bertugas di Mabes Polri.
Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengaku penangkapan Asma Dewi membuat pihak keluarga terkejut. Penangkapan itu dilakukan atas sepengetahuan dari pihak keluarga.
“Kakak-kakaknya kaget adiknya diamankan polisi. Ada 10 orang polisi yang datang ke rumah pada hari Jumat,” kata dia, kepada wartawan, Rabu (13/9/2017).
Asma tinggal di tempat itu bersama anaknya yang masih berkuliah dan kakak perempuannya beserta keluarga.
Rumah bercat hijau berlantai satu itu dalam keadaan sepi. Hanya terparkir dua unit mobil yang diparkir di garasi. Berdasarkan keterangan dari warga, Asma jarang bergaul dengan tetangga dan hanya beraktifitas di luar rumah.
“Dia tinggal sama satu anaknya. Anaknya kuliah. Suami dan satu anak lainnya di luar kota. Rumah dalam keadaan sepi. Itu keluarga tertutup. Kami tidak mengetahui aktivitasnya hanya tahu, dia tinggal di situ dan kerap pergi memakai kendaraan online,” ujar warga tersebut.
Asma aktif ikut kegiatan keagamaan dan pengajian turut terlibat aksi Bela Islam.
Para aktivis 212, seperti Ustaz Ansufri Idrus Sambo dan Novel Bamukmin mengenal yang bersangkutan. Asma merupakan simpatisan yang ikut membantu di Presidium Alumni 212, namun bukan bendahara di Presidium Alumni 212.