Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Prabowo Subianto Bilang Bantuan ke Rohingya Pencitraan, Ini Reaksi PDIP

Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang melakukan segala upaya yang dimungkinkan untuk segera menghentikan siklus kekerasan di Rohingya.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Prabowo Subianto Bilang Bantuan ke Rohingya Pencitraan, Ini Reaksi PDIP
Fahdi Fahlevi/Tribunnews.com
Prabowo 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi PDIP Charles Honoris merespons pernyataan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang menyebut bantuan pemerintah ke Myanmar hanyalah pencitraan.

"Saya berharap tidak ada pihak-pihak yang menggunakan cara-cara murahan seperti menunggangi isu Rohingya untuk mendegradasi kerja-kerja pemerintahan Jokowi-JK," katanya kepada Tribunnews.com, Sabtu (16/9/2017).

"Statement Prabowo mengada-ada dan tidak berdasar," tegasnya lagi.

Dia menambahkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang melakukan segala upaya yang dimungkinkan untuk segera menghentikan siklus kekerasan di Rohingya.

Presiden Jokowi pun, imbuh Charles Honoris, sudah mengirim Menlu Retno untuk menemui baik petinggi sipil maupun militer di Myanmar.

Di forum-forum internasional pemerintah juga berupaya menggalang komunitas internasional untuk memberi tekanan kepada Myanmar agar kekerasan harus segera dihentikan.

Berita Rekomendasi

"Lalu saya ingin kembali bertanya kepada pak Prabowo apa yang harus dikerjakan pemerintah tidak disebut pencitraan?" demikian politikus PDI Perjuangan ini balik bertanya kepada Prabowo.

Ia tanyakan pula, "apakah harus mengirim pesawat temput untuk mengebom Yangon?"

"Apakah harus mengirimkan prajurit TNI ke Myanmar untuk melakukan invasi militer? Atau apa?"

Anggota Komisi I DPR RI ini menegaskan Myanmar adalah negara berdaulat.

Oleh karena itu, kata dia, intervensi militer harus melalui mekanisme hukum internasional seperti resolusi Dewan Keamanan PBB.

Namun lanjut dia, Pemerintah sedang berupaya maksimal melalui opsi-opsi yang tersedia untuk menghentikan siklus kekerasan di Myanmar.

"Saya berharap tidak ada pihak-pihak yang menggunakan cara-cara murahan seperti menunggangi isu Rohingya untuk mendegradasi kerja-kerja pemerintahan Jokowi-JK," tegasnya.

Sebelumnya, Prabowo, meminta masyarakat memperkuat diri agar dapat membantu etnis Rohingya yang mengalami penindasan oleh pemerintah Myanmar.

Hal tersebut diungkapkan Prabowo dalam orasinya pada aksi Bela Rohingya 169 yang digelar di Kawasan Silang Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (16/9/2017).

Dirinya mengatakan bahwa saat ini pemerintah Indonesia sudah memiliki banyak hutang sehingga tidak mempunyai kekuatan.

"Kita harus memperkuat diri supaya orang dengar kita bicara. Terus terang saja negara kita sedang dalam keadaan tidak punya uang karena kuat utang. Kekayaan kita bocor kita tidak bisa jaga kekayaan kita sendiri," seru Prabowo.

Mantan Danjen Koppasus ini percaya kalau Indonesia kuat, maka dapat membantu etnis Rohingya.

Prabowo bahkan mengkritik bantuan pemerintah hanya untuk pencitraan.

"Percaya sama saya, kalau kita kuat kaum Rohingya kita bantu. Kalau pun kita sekarang kirim bantuan menurut saya itu pencitraan. Kirim bantuan pun tak sampai kadang-kadang," kata Prabowo.

Prabowo meminta kepada umat Islam untuk menebar kedamaian Islam. Dengan begitu Islam akan dihormati dan disegani seluruh dunia.

"Kalau mereka menindas kaum muslim, kita tunjukkan kita beri keamanan. Kita harus kuat untuk bantu orang lemah, tidak bisa lemah bantu lemah, miskin bantu miskin. Sejuk tidak berarti jadi kambing, sejuk tidak berarti dibohongin terus menerus," papar Prabowo.(

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas