Dukung Keinginan Jokowi, SETARA Nilai Sudah Saatnya Ada Film Baru Mengenai Peristiwa 1965
Keinginan Presiden Jokowi agar ada film baru mengenai peristiwa 1965 bagi generasi milenial patut didukung.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keinginan Presiden Jokowi agar ada film baru mengenai peristiwa 1965 bagi generasi milenial patut didukung.
Demikian dikatakan Wakil Ketua SETARA Institute Bona Tigor Naipospos melalui pesan singkat, Selasa (19/9/2017).
"Film yang diharapkan akurasi sejarahnya lebih obyektif, tidak semata hanya propaganda dan tertuju pada kekerasan yang terjadi pada 1 Oktober pagi, tetapi juga menuturkan prolog mengapa peristiwa itu meletus dan epilog serta sekuel yang berakibat tragis bagi sebagian orang Indonesia yang tidak terlibat dan menjadi korban," kata Bona.
Baca: Hendardi: Isu Kebangkitan PKI Adalah Cara untuk Memecah Belah Warga
Bona mengatakan film baru itu mampu menjadi refleksi bagi generasi milenial, bukan sekedar menyajikan kekerasan dan kebencian.
Ia meningatkan sejarah bukanlah semata-mata milik si pemenang tapi berdimensi sosial dan memiliki perspektif korban.
Sekaligus mengandung edukasi dan imajinasi sosial bagi sebuah bangsa tentang apa yang diperlukan di masa depan.
Baca: Polisi Akan Bongkar Makam Pelajar Bogor yang Tewas Saat Duel Gladiator
"Film Pengkhianatan G30S/PKI seyogyanya tidak diputar lagi dan biarkan dalam laci sejarah. Film yang sarat dengan kepentingan pada masanya. Sehingga pada konteks kekinian diperlukan sejumlah hal direvisi dan diperbaharui," kata Bona.
Jika akan diputar kembali, kata Bona, hendaknya diimbangi juga dengan film-film serupa yang mengangkat seputar peristiwa 1965 agar pemahaman sejarah generasi milineal utuh dan analitis.
Menurut Bona, hal serupa juga bagi kalangan TNI sendiri, menyaksikan film Pengkhianatan G30S/PKI saja tanpa dilengkapi pandangan alternatif tidak akan mencerdaskan dan memberi pemahaman utuh kesejarahan Indonesia.
Baca: Propaganda Hoax untuk Serbu Gedung LBH Sudah Viral Sejak Jumat
"Suatu hal yang akan merugikan TNI dalam menghadapi tantangan kompleks ke depan. Sudah saatnya kita berdamai dengan sejarah. Melihat sejarah dengan mata terbuka dan kepala dingin. Bukan memperuncing sejarah demi kepentingan politik kekuasaan," kata Bona.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memberikan pandangannya terkait dengan rencana penayangan kembali film "Pengkhianatan G 30S PKI".
Kepada sejumlah jurnalis yang menanyai Presiden soal itu, ia menyebut bahwa mengambil pelajaran dari sejarah masa lalu merupakan suatu hal yang penting.
"Ya menonton film apalagi mengenai sejarah itu penting. Tapi untuk anak-anak milenial yang sekarang tentu saja mestinya dibuatkan lagi film yang bisa masuk ke mereka. Biar mereka paham bahaya komunisme, biar tahu juga mengenai PKI," ujarnya di Jembatan Gantung Mangunsuko, Magelang, Jawa Tengah, Senin (18/9/2017).
Namun, Kepala Negara berharap bahwa ke depannya, film-film serupa itu dihadirkan dalam bentuk kekinian agar dapat diterima oleh generasi-generasi muda.
"Lebih baik kalau ada versi yang paling baru. Agar lebih kekinian, bisa masuk ke generasi-generasi milenial," ucapnya.