Tanda-tanda Gunung Agung Akan Meletus Makin Kuat, Seperti Apa?
Gunung Agung mengalami 'tren penggelembungan,' dan indikasi ke arah letusan sudah terlihat makin kuat.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Gunung Agung mengalami 'tren penggelembungan,' dan indikasi ke arah letusan sudah terlihat makin kuat.
"Ada trend Penggelembungan atau mengembang. Istilahnya inflasi," kata Kasbani, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Senin (25/9).
"Penggelembungan ini terjadi seiring meningkatnya aktifitas vulkanik gunung Agung," katanya lagi.
Namun Kasbani belum bisa membeberkan besaran penggelembungan gunung Agung karena, "masih sedang dihitung dan dilakukan pembandingan dengan pengamatan pada waktu sebelumnya."
Pantauan sampai Senin (25/9/2017) pukul 12.00 Wita terjadi 593 kali gempa dengan rincian 368 kali gempa vulkanik dalam, dan 189 kali kali gempa vulkanik dangkal dan 36 kali tektonik lokal.
Baca: Ribuan Burung di Bali Mati Diduga Kena Asap Gunung Agung
Ditambahkan Kasbani, indikasi akan terjadinya letusan gunung Agung sudah terlihat. Yaitu gempa yang terus dirasakan sampai ke pos pantau, asap yang mulai terlihat di puncak gunung Agung serta aktifitas kegempaan vulkanik dangkal dan dalam yang makin tinggi.
"Potensi meletus besar dan belum ada tanda menurun," kata Kasbani. Gejala-gejala tersebut merupakan karakteristik khas gunung Agung sebelum terjadinya erupsi.
Gunung Agung menurutnya dapat dipastikan akan meletus jika telah muncul gempa tremor yaitu gempa permukaan berskala kecil yang terjadi secara terus menerus.
Sampai Senin siang seismograf memang belum mendeteksi adanya gempa tremor. Walau demikian pergerakan magma terus mendekati permukaan.
"Kalau gempa tremor berarti letusan tinggal menunggu hitungan menit atau jam. Potensinya besar, makanya perlu diantisipasi kawasan rawan bencana untuk menghindari korban," kata Kasbani.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi PVMBG telah menetapkan status awas (level IV) untuk Gunung Agung.
Penerbangan dari dan menuju Bali masih normal, namun sejumlah desa yang berada di radius kurang dari 5 km puncak Gunung Agung telah dikosongkan.