5 Fakta Isu Kebangkitan PKI Menurut Survei SMRC, Mencengangkan
Dalam survei yang dilakukan SMRC, mayoritas warga menyatakan tidak setuju akan adanya kebangkitan PKI di Indonesia.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saiful Mujani Research anda Consulting (SMRC) membuat sebuah survei mengenai 'isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI)' di Indonesia.
Survei ini dilakukan terhadap 1.057 responden dari sampel 1.220 orang, dengan margin error 3,1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Lokasi sampel diambiil dari wilayah dengan demografi yang mencerminkan populasi nasional Indonesia dan proporsional berdasarkan karakter demografi dan sebaran wilayahnya.
Proporsi kategori jenis kelamin, tempat tinggal, agama, etnis, serta provinsi mencerminkan populasi nasional.
Para responden terpilih kemudian diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah terlatih, dalam periode tanggal 3-10 September 2017.
Kontrol kualitas terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangkan responden terpilih.
Dalam survei tersebut SMRC menemukan data yang mencengangkan mengenai isu kebangkitan PKI di mata masyarakat.
Seperti apakah hasil surveinya?
1. Mayoritas Warga Tidak Percaya Sedang Terjadi Kebangkitan PKI
Dalam survei yang dilakukan SMRC, mayoritas warga menyatakan tidak setuju akan adanya kebangkitan PKI di Indonesia.
Fakta tersebut didukung dengan adanya jawaban dari 86,8 persen responden survei.
"Kami tanyakan soal pendapat bahwa sekarang ini sedang terjadi kebangkitan PKI di Tanah Air. Apakah Ibu/Bapak setuju atau tidak dengan pendapat tersebut? Yang mengatakan tidak setuju 86,8 persen," kata Sirojudin dalam paparan hasil survei, di Kantor SMRC, Jakarta, Jumat (29/9/2017).
Sedangkan yang menyatakan setuju akan adanya kebangkitan PKI hanya 12,6 persen belaka.
Sedangkan responden yang menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab ada 0,6 persen.