Soal Impor Senjata, Kakor Brimob Sebut Senjata SAGL Bukan Untuk Anti Tank Tapi Untuk Alat Kejut
"Mendengar nama Arsenal Stand Alone Grenade Launcher itu luar biasa dan kita mendengar nama itu seakan-akan grenade launcher yang luar biasa."
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kakor Brimob Irjen Pol Murad Ismail mengatakan senjata jenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kaliber 40 x 46 mm tidak memiliki kemampuan untuk menghancurkan sesuatu seperti tembok ataupun anti tank.
"Ini bukan buat anti tank atau apa. Ini digunakan juga untuk di daerah operasi," ujar Murad di Mabes Polri, Jln Trunojoyo, Jakarta Selatan, Sabtu (30/9/2017).
Baca: Soal Video Brimob Gunakan Senjata RPG, Polri: Video Itu Diambil Tahun 2015
Murad mengakui dari namanya jika belum mengetahui senjata tersebut akan terkesan seram.
"Mendengar nama Arsenal Stand Alone Grenade Launcher itu luar biasa dan kita mendengar nama itu seakan-akan grenade launcher yang luar biasa. Padahal pelurunya bulat. Pelurunya ada banyak," jelas Murad.
Murad menjelaskan bahwa senjata tersebut dapat menggunakan peluru karet, peluru hampa, peluru gas air mata, peluru asap, dan ada juga peluru yang menimbulkan ledakan.
Baca: Ini Penjelasan Polri Soal 280 Senjata Impor di Bandara Soekarno-Hatta
Murad mengatakan bahwa senjata ini tidak dapat membunuh tapi hanya memberi efek kejut.
"Saya kemukakan di sini sebenarnya senjata ini bukan untuk membunuh, tetapi untuk kejut," tambah mantan Kapolda Maluku ini.
Dirinya mengungkapkan bahwa senjata jenis tersebut pernah dipakai tahun 1998 tapi beda model.
Baca: Senjata Api dan Amunisi Impor Dikirim Pakai Pesawat Carter Maskapai Ukraine Air Alliance
Senjata asal Bulgaria ini diimpor oleh PT Mustika Duta Mas.
Rencananya akan didistribusikan ke Korps Brimob Polri dengan menggunakan Pesawat Charter model Antonov AN-12 TB dengan Maskapai Ukraine Air Alliance UKL-4024.