Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Korban Salah Tangkap Pasca-Peristiwa G30S/PKI, Diciduk karena Persoalan Nama

Misalnya orang yang sedang dicari bernama Suparmin ternyata yang ditangkap adalah Suparman.

Editor: Ferdinand Waskita
zoom-in Kisah Korban Salah Tangkap Pasca-Peristiwa G30S/PKI, Diciduk karena Persoalan Nama
Intisari/ istimewa
Tahanan politik turun dari kapal dan menuju Pulau Buru | IST 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Operasi pembersihan secara besar-besaran untuk menangkap orang-orang yang diduga terlibat dalam kegiatan Partai Komunis Indonesia (PKI) pasca G30S 1965, terjadi di seluruh pelosok Indonesia.

Tapi karena operasi pembersihan yang dilakukan secara emosional dan melibatkan aparat keamanan serta sejumlah ormas, banyak kejadian salah tangkap atau kurang memahami kegiatan seseorang dalam suatu organisasi.

Kejadian di tengah suasana mencengkam yang sebenarnya bisa memicu tawa kadang berlangsung secara tak sengaja akibat nama orang yang ditangkap dan diduga terlibat PKI ternyata memiliki kemiripan nama.

Baca: Hakim yang Kabulkan Praperadilan Setya Novanto Pernah Tangani Kasus Hary Tanoe

Maklum dalam kasus operasi pembersihan PKI di Jawa misalnya, banyak nama yang mirip.

Misalnya orang yang sedang dicari bernama Suparmin ternyata yang ditangkap adalah Suparman.

Soal kesalahan nama ini bila aparat keamanan yang memeriksa tidak mau tahu, maka orang bersangkutan yang terlanjur diciduk dan sebenarnya salah nama, akan tetap dihajar, dihukum, hingga dikirim ke kamp tahanan politik di Pulau Buru, Maluku.

BERITA TERKAIT

Tapi jika aparat yang memeriksa cukup baik, orang yang salah tangkap akibat salah nama itu bisa dibebaskan meskipun tetap menjalani berbagai macam pemeriksaan yang biasanya diiringi dengan aksi kekerasan.

Baca: Begini Kondisi Tahanan Politik Berlabel Komunis di Pulau Buru Pasca-Peristiwa G30S/PKI

Sebagai contoh ada seorang wanita di daerah Blitar, Jawa Tengah yang bernama Tasmi (saat itu 42 tahun) yang sedang bekerja di ladang dan tiba-tiba diringkus oleh aparat keamanan.

Tasmi ternyata dikira Yasmi, aktivis Gerwani PKI di Blitar yang sedang dicari-cari.

Meskipun Tasmi sudah mengatakan dirinya bukan Yasmi, ia tetap ditangkap dan dimasukkan ke dalam truk yang sudah penuh tahanan wanita kemudian dibawa ke kamp darurat militer untuk diinterogasi.

Mujur, kesalahan nama Tasmi yang sebenarnya bukan Yasmi bisa dipahami oleh komandan yang memeriksa dan Tasmi pun dibebaskan.

Ada lagi kasus yang membuat banyak mahasiswa Indonesia dituduh terlibat PKI dan harus menjalani hukuman sebagai tahanan politik.

Halaman
12
Sumber: Intisari
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas