Pimpinan DPR Sarankan Rapat Gabungan Atasi Polemik Pembelian Senjata
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI Taufik Kurniawan mengharapkan polemik pembelian senjata tak menjadi isu yang berkepanjangan.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI Taufik Kurniawan mengharapkan polemik pembelian senjata tak menjadi isu yang berkepanjangan.
Polemik tersebut, menurutnya, sempat menimbulkan keresahan di masyarakat.
Di samping itu, polemik pembelian senjata itu juga menimbulkan multitafsir di masyarakat seolah institusi TNI dan Polri tidak kompak.
"DPR RI sangat berharap yang akan datang jangan sampai terulang kembali karena apalagi ini menyangkut hal yang sangat sensitif, senjata api, sampai menimbulkan semacam polemik yang mengemuka di masyarakat," kata Taufik di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/10/2017).
Baca: Ini 5 Fakta Mengejutkan Korban Bentrokan Bonek VS Pendekar PSHT, Firasat Sampai Tinggalkan Bayi
Meski begitu, ia mengapresiasi respons Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto yang memberikan pernyataan untuk menyamakan persepsi antara TNI dan Polri.
Ke depannya, Taufik menilai akan baik jika diadakan rapat gabungan antara TNI, Polri dan komisi terkait untuk memperjelas duduk masalah dalam polemik ini.
Adapun TNI bermitra dengan Komisi I DPR dan Polri bermitra dengan Komisi III DPR.
"Rapat gabungan menjadi salah satu alternatif solusi menyamakan persepsi. Tapi kalau kemudian ada pertemuan informal pun tidak masalah, antara pemerintah dengan Panglima TNI, Kapolri termasuk dengan DPR," kata Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sebelumnya menyebut adanya institusi nonmiliter yang membeli 5000 pucuk senjata. Pernyataan soal 5000 pucuk itu disampaikan secara tertutup dalam pertemuan Panglima TNI dengan para purnawirawan padapekan lalu.
Baca: Ini Kronologi Bentrok Bonek VS Perguruan Silat PSHT, Penyebab Diduga Salah Paham
Namun, rekaman pembicaraan tersebut bocor ke media sosial.
Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto sudah meluruskan informasi yang disampaikan Panglima TNI.
Baca: PKS Usulkan Rapat Gabungan Antar Komisi DPR Bahas Senjata Impor
Menurut dia, memang ada pembelian senjata oleh Badan Intelijen Negara (BIN) kepada PT Pindad sebanyak 500 pucuk, bukan 5000 pucuk.
Wiranto mengakui mengakui ada kesalahan komunikasi antara Panglima dengan Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.
Baca: Wiranto akan Gelar Rapat bersama Kepala BIN, Kapolri dan Panglima TNI Besok
Belakangan, Wiranto mengakui, ada persoalan dalam imporsenjata api untuk Korps Brimob Polri. Namun, Wiranto menegaskan, dirinya tengah berupaya menyelesaikan persoalan tersebut.
"Ada masalah yang perlu kita selesaikan dengan cara musyawarah, mufakat dan koordinasi. Tugas saya sebagai Menkopolhukam atas perintah Presiden adalah mengkoordinasikan semua lembaga di bawah saya untuk sama-sama kita selesaikan," ujar Wiranto di Kompleks Museum Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Minggu. (NABILLA TASHANDRA)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Pimpinan DPR Harap Polemik Pembelian Senjata Tak Berkepanjangan