Presiden Soeharto Ternyata Pernah Blusukan yang Bikin Pejabat Kalang Kabut, Ini 8 Fakta Uniknya
Ternyata Presiden RI Kedua Soeharto sudah melakukannya lebih dulu bahkan sering bikin pejabat daerah kalang kabut, Kamis (5/10/2017).
Penulis: Robertus Rimawan
Editor: Wahid Nurdin
Wajah pucat dan bikin keringat dingin mengucur deras karena Soeharto membuktikan sendiri hasil pembangunan atau kemungkinan-kemungkinan bila terjadi penyimpangan.
6. Tidur di rumah penduduk
Dalam blusukannya Soeharto tak pernah tidur di hotel.
Serba-serbi Perayaan HUT ke-72 TNI, No 2 Soal Kehebohan Rangkaian Acara!
Ia memilih tidur di rumah penduduk atau tidur di rumah kepala desa.
Soeharto lalu berbincang tanpa perantara dan mencatat.
Daerah mana yang berhasil dan daerah mana yang perlu ditingkatkan.
7. Limbah kotor Teluk Jakarta
Presiden Soeharto pernah mengajak Emil Salim dan menunjukkan Teluk Jakarta.
Sarwendah Curhat soal Perlakuan Ruben Onsu, Bahkan di Atas Ranjang Sebelum Tidur
Ia memperlihatkan bagaimana limbah mengotori teluk Jakarta bahkan daerah lain.
Soeharto mencontohkan dulu bisa mencuci kerbau sampai bersih kini sudah tak bisa.
Ia menunjukkan teluk tersebut dan mengatakan kalau teluk tersebut sudah dibangun 10 tahun lalu, bisa dibayangkan 20 tahun nanti bagaimana kondisinya.
Soeharto lalu bertanya pada Emil apakah ia bisa membantunya memperbaiki kondisi tersebut.
Timnas U-19 Indonesia Hajar Kamboja di Menit Akhir hingga Peringatan Andik Vermansah untuk Fans!
Ternyata itu permintaan Soeharto pada Emil agar bersedia menjadi Menetri Lingkungan Hidup.
8. Mencatat di punggung ajudan dan pantang menyerah
Soeharto yang gemar blusukan untuk pastikan pembangunan apakah berjalan sesaui rencana atau tidak membuatnya harus melakukan pencatatan secara detail.
Ia bahkan mencatat segala informasi dengan menggunakan punggung ajudannya bila tak ada meja yang bisa digunakan.
Terpopuler! Driver Taksi Online Ajak Pelanggan Begituan hingga Remaja Intim di Angkutan Umum
Soeharto di awal kekuasaan rajin melakukan blusukan, hal ini seperti yang dicatat pada 'Otobiografi Seoharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan.'
"Tentu saja saya pun kadang-kadang merasa capek, karena hilir mudik dari sana ke mari lewat daratan, terbang dari satu tempat ke tempat lainnya untuk memulai dengan pembangunan yang baru dan mengontrol pembangunan yang sedang berjalan, dan lelah pula karena memeras otak."
"Tetapi saya tidak boleh mengeluh, apalagi menyerah. Pembangunan adalah perjuangan yang sengit," kata Soeharto melalui buku tersebut. (TribunWow.com/Rimawan Prasetiyo)