Pelaku Penyerangan Kantor Kementerian Dalam Negeri Berkedok Sebagai Tamu
Soni Sumarsono mengungkapkan pelaku penyerangan kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kemarin berkedok sebagai tamu.
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Otonomi Daerah Soni Sumarsono mengungkapkan pelaku penyerangan kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kemarin berkedok sebagai tamu.
Menurut Soni, Biro Umum Kementerian Dalam Negeri selama ini telah melakukan pengamanan yang baik selama ini.
Saat warga yang mengaku dari Tolikara itu datang, Kemendagri menerimanya dan diantar ke gedung F untuk selanjutnya berkoordinasi dengan kepolisian.
Sistem pengamanan selama ini di Kementerian Dalam Negeri adalah terbuka kepada para tamu.
"Cuma sistem pengamanan dalam masuknya baik 'open' kepada siapa pun juga hanya bertamu yang meninggalkan KTP. Tapi kalau sekadar masuk tidak perlu membawa apa-apa," kata Soni saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (12/10/2017).
Baca: Polisi Tetapkan 11 Orang Sebagai Tersangka Kasus Penyerangan Kantor Kemendagri
Kelonggaran tersebut kemudian dimanfaatkan para warga yang terkait Pilkada Tolikara itu dan masuk ke ruangan-ruangan.
"Efeknya adalah mereka berkedok sebagai tamu masuk Depdagri tapi ternyata masuk ke ruangan-ruangan. Sebenarnya sistem yang benar adalah semua yang masuk harus punya pass yang sama apa pun tujuannya," ungkap Sonni.
Pascapenyerangan tersebut, Kemendagri kini menerapkan sistem pengamanan tertutup.
Kementerian Dalam Negeri kini dijaga oleh aparat kepolisian yang berpakaian preman atau tidak berbaju dinas.
"Ini banyak polisi tapi tidak kelihatan. Kita tidak boleh ada keliatan sekali bahwa kita takut dengan tekanan. Itu kan ada teknik. Sebenarnya banyak intelijen di sini. Kira-kira sekitar dua puuh orang ada di sini," ungkap dia.
Penyerangan tersebut terjadi sekitar pukul 15.00 WIB pada Rabu (11/10/2017).
Sebanyak 15 orang jadi korban karena kerusuhan tersebut. Lima korban dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto sementara 10 lainnya di poliklinik.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono mengatakan, dalam peristiwa rusuh itu, 15 orang yang berasal dari LSM Barisan Merah Putih Provinsi Papua.
"Ada 15 orang kita amankan di Polda Metro Jaya," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Rabu (11/10/2017).
Awalnya, sebelum terjadi kerusuhan, mereka menuntut pengesahan John Tabo-Barnabas Weya sebagai bupati terpilih hasil Pilkada Tolikara
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.