Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tanggapi Soal Pidato Anies dan Absennya Djarot, Jimly Asshiddiqie: Mereka Belum Bisa Move On

Jimly menjelaskan pasangan Anies-Sandi belum bisa move on dikarenakan peryataan Anies yang menyebut istilah 'Pribumi' dalam pidatonya

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Tanggapi Soal Pidato Anies dan Absennya Djarot, Jimly Asshiddiqie: Mereka Belum Bisa Move On
TRIBUNNEWS.COM / Fransiskus Adhiyuda
Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indoneesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indoneesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie, menyebut pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandi belum bisa move on paska Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 lalu.

"Jadi dua-duanya belum move ini, baik Ahok-Djarot maupun Anies-Sandi belum move on," kata Jimly Asshiddiqie di Kantor ICMI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (18/10/2017).

Baca: WN Malaysia Pemilik Dua Tas Mencurigakan Punya Catatan Kejahatan

Jimly menjelaskan pasangan Anies-Sandi belum bisa move on dikarenakan peryataan Anies yang menyebut istilah 'Pribumi' dalam pidatonya sesuai dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Ia mengatakan bahwa peryataan Anies tentang 'Pribumi' dinilai hanya untuk memuaskan para pendukungnya.

"Saya percaya, peryataan gubernur ini hanya ingin memuaskan para pendukungnya saja, tapi sesudah Anies-Sandi akan menjadi Gubenrnur dan Wagub untuk semua warga Jakarta. Bukan hanya gubernur sebagian para pendukungnya," papar Jimly.

Berita Rekomendasi

Sedangkan, sikap Djarot yang tidak menghadiri serah terima jabatan maupun pelantikan Anies-Sandi di Istana negara dinilai seolah-olah menolak mendukung gubernur terpilih.

"Paling sederhana ngapain dia (Djarot) pergi liburan seolah-olah dengan sengaja mau mempertontonkan kepada publik bahwa dia tidak mendukung gubenrnur terpilih," jelas Jimly.

Dua hal tersebut, menurut Jimly, seharusnya tidak perlu dilakulan oleh keduanya.

Karena, hal itu hanya memicu perpecahan dan perselisihan dari kedua belah pihak pendukung.

"Ini statement (Pribumi) untuk memuaskan kelompok pendukung sama dengan Djarot tidak datang untuk memuaskan kelompok pendukungnya,"

"Mana kala kalau sudah menjadi Gubernur atau tokoh seharunya menjadi contoh jadi meredakan ketegangan para pendukung kemudian bersatu. Hormati prises pemilihan," papar Jimly.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas