Polisi Patroli Pulau Terluar Antisipasi Pelarian ISIS dari Marawi
Polda Sulawesi Utara melakukan peningkatan penjagaan keamanan di pulau terluar Indonesia.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polda Sulawesi Utara melakukan peningkatan penjagaan keamanan di pulau terluar Indonesia.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kehadiran pelarian para anggota ISIS setelah dua pemimpinnya, Isnilon Hapilon dan Omarkhayam Maute, tewas dalam operasi militer pemerintah Filipina.
Kepala Divisi Humas Polri, Kombes Pol Ibrahim Tompo Purnama, mengatakan patroli ini bahwa pihaknya telah mengintesifkan Operasi Aman Nusa Dua.
Baca: Senator yang Bertarung di Pileg Lewat Hanura Dinilai Tak Mudah Raih Simpati Rakyat
"Kita kan sudah melaksanakan kegiatan Aman Nusa Dua di situ dua tahap. Langkah yang kedua kita intensifkan," ungkap Ibrahim saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (19/10/2017).
Ibrahim mengungkapkan bahwa beberapa garis pantai DI Sulawesi Utara menjadi titik masuk dari para pelarian ISIS yang kini terdesak operasi militer pemerintah Filipina.
"Adanya pelarian jadi selama Aman Nusa Dua berupa patroli daerah pantai. Daerah pantai tempat masuk," tambah Ibrahim.
Ibrahim mengatakan bahwa pihaknya kini memperluas titik patroli ke pulau yang lebih terluar.
"Kita atensi wilayah perbatasan ada beberapa pulau jadi titik patroli. Titik baru kita tambah di Pulau terjatuh. Titik utama di Pulau Marore," jelas Ibrahim.
Baca: Catat, 10 Nama Unik di Indonesia Mulai Pajero Sport, Es Bon Bon Sampai Aril Piterpen
Selain di Pulau Marore, polisi juga menentukan beberapa pulau secara acak.
Pemimpin kelompok Abu Sayyaf dan Maute tewas pada Senin (16/10/2017) dalam sebuah operasi khusus oleh ribuan pasukan untuk merebut kembali daerah terakhir di kota Marawi.
Pimpinan Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon, yang terdaftar di antara tersangka teroris paling dicari FBI dan Omarkhayam Maute tewas dalam pertempuran pamungkas.
Jenazah kedua pimpinan militan yang sudah tergabung dalam ISIS ditemukan Senin (16/10/2017) di Marawi.