Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Republik Federal Jerman Minta Masukan Indonesia Dalam Menangani Masalah Radikalisme Terorism

omjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH, melakukan lawatan ke Republik Federal Jerman untuk memenuhi undangan dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Jerman

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Republik Federal Jerman Minta Masukan Indonesia Dalam Menangani Masalah Radikalisme Terorism
Humas BNPT
Republik Federal Jerman Minta Masukan Indonesia Dalam Menangani Masalah Radikalisme Terorism 

TRIBUNNEWS.COM, WIESBADEN - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH, melakukan lawatan ke Republik Federal Jerman untuk memenuhi undangan dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Jerman dalam rangka untuk memberikan penjelasan kepada instansi pemerintahan di Jerman mengenai upaya yang telah dilakukan Indonesia dalam menangani masalah radikalisme dan terorisme.  

“Kami diminta untuk menjelaskan mengenai pendekatan yang dilakukan Indonesia selama ini dalam menangani masalah radikalisme terorisme ke beberapa institusi pemerintahan yang ada di Jerman. Karena mereka ingin tahu mengenai bagaimana pengalaman kita (Indonesia) selama ini dalam menanggulangi terorisme termasuk diantaranya mengenai tantangan dari FTF (Foreign Terrorist Fighter),” ungkap Suhardi Alius usai melakukan pertemuan tersebut di kantor The Federal Criminal Police Office of Germany (Bundeskriminalamt/BKA), Wiesbaden, Jerman, pada Kamis (19/10/2017) malam.

Lebih lanjut mantan Kabareskrim Polri ini menjelaskan bahwa instansi pemerintahan Jerman yang turut hadir untuk menerima penjelasan darinya diantaranya seperti Federal Ministry of the Interior (Kementerian Dalam Negeri Jerman), Federal Foreign Office (Kementerian Luar Negeri Jerman), Bundeskriminalamt/BKA Germany, serta Lembaga Swadaya Masyarakat  (BAHIRA Advice Centre).

Kepada instansi pemerintah Jerman itu alumni Akpol tahun 1985 ini menyampaikan bahwa pentingnya upaya untuk menyeimbangkan antara penggunaan pola hard approach (pendekatan keras) dan soft approach(pendekatan lunak) dalam penanggulangan terrorisme tersebut.

“Terlebih dalam soft approach Indonesia relatif berhasil dalam program deradikalisasi, di mana teroris yang telah menjalani masa hukuman dari sebanyak 560 orang hanya 3 orang yang kembali melakukan tindakan terorisme,” ujar mantan Kapolda Jabar ini menjelaskan.

Lebih lanjut mantan Kadiv Humas Polri ini, program kontra-radikalisasi yang dilakukan BNPT  yakni dengan menggandeng unsur masyarakat termasuk pemuda, ‘netizen’ dan juga mantan aktivis teroris untuk melakukan counter narative telah menjadi program unggulan nasional.

“Dan ini juga berjalan efektif,” kata mantan Wakapolda Metro Jaya ini.

Berita Rekomendasi

Menanggapi penjelasan Kepala BNPT tersebut, Vice-President of the Bundeskriminalamt, Peter Henzler menyampaikan ketertarikan untuk mempelajari lebih intensif dengan melalui kunjungan balasan yag akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

“Kebijakan BNPT sangat komprehensif dan kami berminat untuk melihat secara langsung implementasi kebijakan yang dilakukan BNPT khususnya mengenai pendekatan soft approach itu,” ujar Peter Henzler kepada Kepala BNPT

Dalam pertemuan tersebut, Kepala BNPT di dampingi Direktur Deradikalisasi BNPT Prof. Dr. Irfan Idris, dan Kasubdit Amerika Eropa, Wandi Andrianto Syamsu. Turut serta dalam delegasi Indonesia tersebut, Direktur Center for the Study of Religion and Culture (CSRC), Universitas.Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Irfan Abubakar.

Turut juga mendampingi Kepala BNPT dan rombongan selama berada di Jerman yakni Duta Besar Indonesia untuk Jerman, DR. Ing. Fauzi Bowo beserta staf Kedubes RI di Jerman.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas