Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jejak Gembong Bom Bali: Hidup Dr Azhari Berakhir di Tangan Tim Walet Hitam

Di dalam buku yang ditulis oleh Komjen Pol Arif Wachyunadi, Azhari diceritakan pernah merakit serangkaian bom dengan total berat 2 ton.

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Jejak Gembong Bom Bali: Hidup Dr Azhari Berakhir di Tangan Tim Walet Hitam
Tribunnews.com/Amriyono Prakoso
Buku berjudul Misi Walet Hitam, Menguak Misteri Dr Azhari ditulis Komjen Pol Arif Wachjunadi. TRIBUNNEWS.COM/AMRIYONO PRAKOSO 

Kelihaian dia dalam menyamar, menyulitkan tim investigasi Polri.

Begitu juga pada April 2003, kepolisian telah berhasil menangkap Azhari yang saat itu bersama Zulkarnaen.

Hanya saja, Azhari saat itu tidak dikenali oleh kepolisian sehingga dilepas kembali.

"Polisi saat itu hanya fokus sama Zulkarnaen. Padahal, di hari yang sama Azhari juga ditangkap," jelasnya. 

Hingga pada akhirnya pada akhir 2003, Polri membentuk tim Crisis Response Team (CRT) Walet Hitam berjumlah 12 orang dari satuan Gegana Brimob Polri

Tidak ada yang tahu siapa saja anggota CRT Walet Hitam, hanya pejabat Polri tertentu yang paham kehadiran tim itu.

Baca: Pengusaha Tambang Diminta Pejabat Setor Rp 700 Juta Urus Izin Eksplorasi

Berita Rekomendasi

Para anggota CRT Walet Hitam juga tidak diberitahu mengenai misi mereka.

"Mereka terus bergerak, berpindah tanpa ada pihak lain yang tahu, termasuk anggota polisi. Mereka 12 orang yang tersembunyi," ujar Arif.

Tepat pada 5 November 2005, 12 anggota tim CRT Walet Hitam mendapat panggilan tugas yang sangat rahasia.

Dua ahli bom dan pentolan teroris asal Malaysia yang lama beroperasi di Indonesia, Dr Azahari dan Noor Din M Top. Keduanya tewas dalam operasi Densus 88 Polri dalam waktu berbeda.
Dua ahli bom dan pentolan teroris asal Malaysia yang lama beroperasi di Indonesia, Dr Azahari dan Noor Din M Top. Keduanya tewas dalam operasi Densus 88 Polri dalam waktu berbeda. ()

Komandan mereka juga tidak paham dan tidak tahu kemana mereka akan berangkat.

Komandan mereka, kata Arif, hanya tahu tim akan berangkat ke Jawa Timur.

Untuk apa dan dimana mereka harus menjalankan misi, hanya orang-orang tertentu yang tahu.

Hingga pada keesokan harinya, tim langsung bergegas ke Malang tanpa ada satupun hal diketahui mereka.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas