Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemenlu Sudah Minta Klarifikasi Ke Filipina Terkait Penangkapan WNI di Piagapo

"Kita masih menunggu notifikasi ya, dari pemerintah setempat, baik di Davau maupun di Manila, berdasarkan itu nanti.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Kemenlu Sudah Minta Klarifikasi Ke Filipina Terkait Penangkapan WNI di Piagapo
Nurmuliarekso Purnomo
Wakil Menteri Luar Negeri Aburrahman Mohammad Fachir 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri, Aburrahman Mohammad Fachir, mengaku masih belum bisa mengkonfirmasi berita soal penangkapan seorang Warga Negara Indonesia (WNI) di Filipina Selatan, yang diduga terkait dengan kelompok bersenjata pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Sampai saat ini, Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) di Davao, belum juga menerima notifikasi atau pemberitahuan resmi dari Pemerintah Filipina. Aburrahman Mohammad Fachir, menyebut pihaknya juga tidak bisa memastikan, kapan pemberitahuan itu akan disampaikan.

"Kita masih menunggu notifikasi ya, dari pemerintah setempat, baik di Davao maupun di Manila, berdasarkan itu nanti. Kita memang sudah meminta kepada pemerintah setempat," ujarnya kepada wartawan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam), Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2017).

WNI yang baru berumur 22 tahun itu, diamankan di Piagapo, yang jaraknya sekitar 45 menit dari pusat pemberontakan di Marawi, kemarin, Rabu (1/10). Dari pemeriksaan awal, diketahui baru datang ke Filipina setahun lalu, atas undangan dari pimpinan kelompok bersenjata di Filipina Selatan, Isnillon Hapilon.

Baca: Di Mata Buruh, Anies-Sandi Sama Saja dengan Ahok-Djarot

Baca: Di Jawa Barat, Jokowi Ungguli Prabowo Menurut Survei Saiful Mujani

Berita Rekomendasi

Saat ini kelompok bersenjata pendukung ISIS di Filipina Selatan, memang terus didesak keberadaannya oleh militer Filipina. Tempat-tempat di Marawai yang sebelumnya mereka kuasasi, satu-persatu mulai direbut oleh militer Filipina. Bahkan dua pimpinan mereka, Omar Khayyam Maute dan Isnilon Hapilon sudah ditembak mati beberapa pekan lalu.

Kelompok tersebut tidak hanya terdiri dari warga muslim Filipina Selatan. Mereka juga mengundang warga muslim dari negara-negara lain untuk ikut bertempur bersama mereka, termasuk diantaranya WNI. Berapa banyak WNI yang ikut bertempur di Filipina Selatan, Wakil Menteri Luar Negeri mengakui jumlahnya belum bisa dipastikan.

"Kita masih belum tahu persis," katanya.

Caption: Wakil Menteri Luar Negeri, Aburrahman Mohammad Fachir

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas