Simpan Aset di Surga Pajak, Tommy, Mamiek Soeharto, Prabowo Subianto Masuk 'Dokumen Surga'
Sedangkan, seorang lainnya adalah Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, BERMUDA - Paradise Paper, alias Dokumen Surga, menyertakan nama tiga tokoh asal Indonesia yang dikatakan menyimpan aset di "surga pajak" (tax haven), dalam laporannya.
Dua di antaranya adalah putra dan putri dari mantan Presiden Suharto, Hutomo Mandala Putra (Tommy Suharto) dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek Suharto).
Sedangkan, seorang lainnya adalah Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Dunia kembali digegerkan oleh dokumen-dokumen berisi bocoran data aset tertutup milik tokoh-tokoh dunia yang disimpan di luar negeri, tepatnya di daerah-daerah surga pajak.
Sebanyak 13,4 juta dokumen yang didapat dari firma hukum penyedia jasa pembuatan perusahaan offshore itu dirilis oleh tim jurnalis internasional yang juga menginvestigasi Panama Paper, ICIJ.
Baca: KPU Sampaikan Keberatan ke Bawaslu Perihal Dua Kepengurusan PKPI
Menurut data yang dirilis, Tommy tercatat pernah mengepalai sebuah perusahan di Bermuda bernama Asia Market Investments Ltd yang terdaftar pada 1997 dan tutup pada 2000.
Namun, firma hukum Appleby mencatat ada perusahaan lain di Bahama, V'Power Corp, yang terdaftar untuk alamat dan nama kepemilikan yang sama dengan Asia Market Investments.
Tommy juga diketahui memegang perusahaan patungan (joint venture) di Bermuda bersama seorang rekan mitra dari Australia.
Perusahaan patungan tersebut memberikan Tommy dan rekannya konsesi untuk memasang papan iklan di beberapa negara, seperti Australia, Filipina, Malaysia, Myanmar, dan Tiongkok.
Appleby mencatat perusahaan patungan yang tutup pada 2003 itu sebagai "debitur buruk".
Mamiek tercatat sebagai wakil pimpinan perusahaan Golden Spike Pasiriaman Ltd dan pimpinan Golden Spike South Sumatra Ltd.
Dua perusahaan tersebut terdaftar di Bermuda sekitar 1990-an dan kini sudah tutup.
Sedangkan, Prabowo tercatat sebagai direktur dan wakil pimpinan perusahaan Nusantara Energy Resources, yang terdaftar di Bermuda pada 2001.
Perusahaan tersebut dikatakan sebagai "debitur buruk" oleh Appleby dan tutup pada 2004.
Kini, perusahaan yang sama tercatat di Singapura dan menjadi anak perusahaan dari Nusantara Group, yang sebagian perusahaannya dipegang oleh Prabowo.
Paradise Paper pertama kali dimunculkan oleh surat kabar Jerman, Süddeutsche Zeitung, yang kemudian dibagikan dan diselidiki oleh ICIJ.
Sebelumnya, Panama Paper sempat memicu penyelidikan global, lantaran banyak nama yang disebutkan dalam dokumen itu diduga terlibat skandal pengemplangan pajak. (The Guardian/ICIJ)