Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dikhawatirkan Militan ISIS di Marawi Lari Ke Indonesia

Maka dikhawatirkan mereka akan memanfaatkan modal tersebut untuk kabur ke tanah air.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Dikhawatirkan Militan ISIS di Marawi Lari Ke Indonesia
Nurmulia Rekso Purnomo/Tribunnews.com
Analis Filipina dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Adriana Elisabeth 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelompok militer bersenjata pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) keberadaannya di Marawi terus terdesak.

Analis Filipina dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Adriana Elisabeth, meyakini militer Filipina tidak akan berhenti, sampai kelompok tersebut bisa diberangus habis.

Jika operasi militer tersebut sukses, Indonesia bisa terpengaruh menurutnya.

Pasalnya salah satu negara yang berpotensi dijadikan tempat pelarian, dan dijadikan tempat untuk mereka melakukan aksi serupa, adalah Indonesia. Ia menyebut banyak faktor yang membuat Indonesia harus khawatir dengan potensi tersebut.

"Pertama jaraknya dekat, perbatasannya juga luas, dan ketiga itu mereka punya hubungan dengan orang-orang di Indonesia, jadi kita harus khawatir," ujarnya kepada wartawan, saat ditemui di kantor LIPI, Jakarta Selatan, Rabu (8/11/2017).

Di Indonesia, juga terdapat kelompok pendukung ISIS. Selain itu para pimpinan kelompok bersenjata di Marawi juga punya jaringan sampai ke Indonesia, serta di kelompok mereka juga terdapat banyak Warga Negara Indonesia (WNI).

Baca: Nyalakan Tiga Kipas Angin Ketika Tidur, Pria Ini Tidur Selamanya

Berita Rekomendasi

Maka dikhawatirkan mereka akan memanfaatkan modal tersebut untuk kabur ke tanah air.

Perang antara militer Filipina dengan kelompok bersenjata pendukung ISIS di Marawi, berlangsung tidak begitu jauh dari perbatasan Indonesia di sebelah utara. Perbatasan tersebut juga sangat luas, dan sulit untuk dijaga oleh aparat pemerintah.

"Ada wilayah-wilayah yang berpotensi dijadikan wilayah operasi baru mereka, mulai dari Poso, wilayah di Maluku, sampai di Nusa Tenggara Barat, di NTB," katanya.

"Selain mereka membuat operasi baru, yang harus dikhawatirkan adalah mereka juga membawa kejahatan lain, mulai dari perdagangan senjata, sampai perdagangan narkoba, narko terorisme," ujarnya.

Untuk menganatisipasi hal itu, pemerintah harus memastikan pengetatan penjagaan di perbatasan, agar tidak ada infiltrasi dari kelompok tersebut.

Pemerintah juga harus menggalakan program-program, yang bisa mengantisipasi suburnya pemikiran-pemikiran ekstrim warganya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas