Indonesia Ingin Nota Kesepahaman Repatriasi Pengungsi Rakhine State Segera Diwujudkan
“Satu isu yang sangat penting dan kita terus memonitor ialah kerja sama Myanmar dengan Bangladesh mengenai masalah repatriasi,” ujar Retno di Manila
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi menyampaikan perkembangan terkait isu kemanusiaan di Rakhine State, bahwa kedua negara, baik Myanmar dan Bangladesh tengah membahas upaya repatriasi kepada warga Rakhine.
“Satu isu yang sangat penting dan kita terus memonitor ialah kerja sama Myanmar dengan Bangladesh mengenai masalah repatriasi,” ujar Retno di Manila, Filipina, Minggu (12/11/2017).
Baca: Logo 60 Tahun Persahabatan Indonesia-Jepang Mulai Dipublikasikan
Retno mengatakan, isu kemanusiaan di Rakhine State menjadi perhatian sejumlah negara, bahkan di luar kawasan ASEAN.
Ia mengaku Menteri Luar Negeri Jerman tengah berusaha untuk bisa berkomunikasi dengan dirinya yang belakangan mewakili Indonesia di Myanmar maupun Bangladesh agar persoalan kemanusiaan ini segera selesai.
“Kemarin saya komunikasi dengan Menlu Uni Eropa. Kenapa kita lakukan komunikasi ialah masih dalam konteks bagaimana kita terus mendorong agar ada kemajuan di Rakhine State,” ucap Retno.
Retno juga mengatakan, dirinya telah melakukan komunikasi Menteri Luar Negeri Bangladesh dan Menteri Negara Urusan Luar Negeri Myanmar terkait hal ini.
Dari komunikasi itu, Retno menegaskan Pemerintah Indonesia berharap agar Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman kedua negara terkait repatriasi segera terwujud.
“Kita bicara yang kita tekankan ialah semakin cepat draf MoU repatriasi ini dapat diselesaikan mereka berdua,maka semakin baik bagi pengungsi yg ada di Bangladesh,” ucap Retno.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.