Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketua Umum PBNU: Kami Tak Pernah Surut Perangi Radikalisme dan Terorisme

Menurut dia, Islam moderat, Islam Nusantara, Islam yang ramah yang selama ini dipraktikkan umat Islam Indonesia itulah wajah Islam yang sebenarnya.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Ketua Umum PBNU: Kami Tak Pernah Surut Perangi Radikalisme dan Terorisme
capture video
ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Said Aqil Siroj. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) tidak akan pernah surut memerangi radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan Islam.

"Tak peduli orang lain mau bilang apa karena ini juga demi Islam," kata Said Aqil saat konferensi pers menjelang pelaksanaan Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Kantor PBNU, Jakarta, Senin.

Munas Alim Ulama dan Konbes NU akan digelar di Nusa Tenggara Barat tanggal 23-25 November dengan tema Memperkokoh Nilai Kebangsaan Melalui Gerakan Deradikalisasi dan Penguatan Ekonomi Warga. 

Presiden Joko Widodo dijadwalkan membuka forum permusyawaratan setingkat di bawah muktamar itu.

Menurut Said Aqil, NU bersemangat memerangi radikalisme-terorisme yang mengatasnamakan agama Islam karena para pelakunya justru mencoreng wajah Islam sendiri.

Bahkan, lanjut dia, Nabi Muhammad SAW telah memprediksi bakal munculnya orang-orang yang membaca Al Quran, tetapi tidak paham substansinya sehingga mereka melakukan tindakan yang mereka anggap sesuai tuntunan Islam, padahal sebaliknya.

Ia juga mencontohkan pelaku pembunuhan terhadap khalifah yang juga menantu Nabi Muhammad SAW, Ali bin Abi Thalib, yang menyebut tindakannya itu juga demi Islam.

Berita Rekomendasi

Jadi, kata Said Aqil, radikalisme terorisme sama sekali bukan ajaran Islam, justru bertentangan dengan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW.

Menurut dia, Islam moderat, Islam Nusantara, Islam yang ramah yang selama ini dipraktikkan umat Islam Indonesia itulah wajah Islam yang sebenarnya.

"Arab sendiri kini ingin seperti Indonesia. Saya diundang ceramah tentang Islam Nusantara di Al Azhar Mesir dan di hadapan raja Maroko," katanya.

Tapi, anehnya, kata dia, justru orang-orang Indonesia yang beberapa tahun belajar di Arab, pulang ke Tanah Air bersikap dan bertingkah lebih Arab daripada orang Arab itu sendiri.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas