Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengikis Perilaku Pidana Warga Binaan di Lapas Narkotika Cirebon

Belasan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klass II A Narkotika Cirebon, Jawa Barat, sempat terdiam.

Editor: Ferdinand Waskita
zoom-in Mengikis Perilaku Pidana Warga Binaan di Lapas Narkotika Cirebon
Tribunnews.com / Nurmulia Rekso Purnomo
Suasana kelas 'Criminon,' di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klass II A Narkotika Cirebon, Jawa Barat. Kelas tersebut dimaksudkan untuk mengikis sifat-sifat buruk warga binaan. 

Ia mengakui, tidak mudah memberikan materi kepada warga binaan yang latar belakang pendidikannya berbeda-beda.

Bahkan menurutnya ada siswa yang tidak bisa membaca sama sekali.

Saat memberikan materi kelas selama 2 sampai 3,5 jam kepada warga binaan, tidak jarang siswa tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik.

Bahkan ada siswa yang sampai tertidur saat materi diberikan.

Untuk menangani hal itu, yang dikedepankan para pemateri adalah kesabaran.

"Kalau ternyata meterinya belum diterima dengan baik, ya kita ulangi, sampai akhirnya bisa lulus," terangnya.

Irma Rosdiyanti, psikolog di lapas tersebut, meyakini program yang sudah berlangsung sejak tahun 2004 lalu dengan pesertanya yang sudah mencapai lebih dari 3000 orang itu efektif.

Berita Rekomendasi

Ia mengaku pernah mendapat siswa yang tergolong pemarah, dan bisa menjadi sangat sabar setelah mengikuti materi.

"Itu dibarengi dengan konseling ya," ujarnya kepada wartawan saat ditemui di Lapas.

Namun demikian, ia mengaku belum pernah menggelar evaluasi yang akurat, untuk mengetahui efektifitas program tersebut.

Pegawai Negri Sipil (PNS) Ditjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) itu mengaku tidak tahu berapa banyak siswanya yang kembali masuk penjara, dan berapa yang bisa hidup normal. Ganjalannya, adalah anggaran.

"Kalau ada anggaran ya bisa-bisa saja," katanya.

"Selama ini sih saya selalu memberikan nomor HP saya, mereka yang berhasil selalu mengabari saya, mereka sudah di mana, dan sekarang kerja apa," ujarnya.

Selain mengikis prilaku jahat melalui materi kelas, seperti sebagaimana umumnya warga binaan, mereka juga mendapatkan kelas tentang keterampilan.

Diharapkan selain sifat-sifat buruknya terkikis, para siswa setelah kembali ke masyarakat, bisa memiliki pekerjaan yang layak. Dengan demikian mereka tidak tergiur untuk kembali melakukan kejahatan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas