Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jusuf Kalla Terima Kunjungan Dewan Perdamaian Afghanistan Bicarakan Soal Konflik

‎"Bagaimana perdamaian itu dilakukan sesuai pengalaman Indonesia. Tentu situasi di sana (Afghanistan) berbeda,"

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Jusuf Kalla Terima Kunjungan Dewan Perdamaian Afghanistan Bicarakan Soal Konflik
Media Wapres
Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima kunjungan Dewan Perdamaian atau High Peace Council (HPC) Afghanistan, Mohammad Karim Khalili dan Mohammad Akram Khipalwak di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (22/11/2017). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima kunjungan Dewan Perdamaian atau High Peace Council (HPC) Afghanistan, Mohammad Karim Khalili dan Mohammad Akram Khipalwak di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (22/11/2017).

Dalam kesempatan tersebut Kalla menegaskan siap memfasilitasi perdamaian di Afghanistan.

Baca: Bantah Keterangan Sekjen Kemendes, Kabiro Keuangan Sebut Laporkan Pengumpulan Uang Untuk Tim BPK

Untuk diketahui negara tersebut kini sedang ‎berusaha menyelesaikan konflik dalam negeri.

"Kita dalam posisi untuk memfasilitasi, memberikan pengalaman," ujar Kalla.

Menurutnya banyak yang bisa dipelajari meski konflik yang terjadi di Afghanistan dan di Indonesia tidak sama.

Berita Rekomendasi

Contohnya seperti pengalaman Indonesia belajar dari perdamaian Helsinki.

Baca: Doa Idrus Marham Agar Setya Novanto Menang Praperadilan dan Kembali Pimpin Golkar

‎"Bagaimana perdamaian itu dilakukan sesuai pengalaman Indonesia. Tentu situasi di sana (Afghanistan) berbeda karena konteksnya mungkin saja berbeda," katanya.

Menurut Kalla, berdasarkan pengalaman perlu ada yang menengahi dalam upaya perdamaian ‎dua kelompok yang berselisih.

Baca: Terus Disorot Publik, Fahri Hamzah Khawatir Setya Novanto Bisa Jadi Presiden

Sama seperti konflik di Aceh dimana presiden Finlandia saat itu Martti Athisaari menjadi moderator perdamaian.

‎"Namanya mediasi kan, karena kalau dua kelompok itu yang saling berselisih, ya musti ada orang di tengahnya memfasiliasi, moderasi, sama seperti kita lakukan dulu di Helsinki. Kita minta mantan Presiden Helsinki untuk moderator. Itu bisa. Kita siap itu" katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas