Komisi X Minta Semua Belajar Apresiasi Kreasi di Film Naura dan Genk Juara
Menurutnya, film musikal ini lebih tentang kerja sama, kekompakan, dan keberanian. Banyak hal mendidik dan pengetahuan di dalam film tersebut.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Fajar Anjungroso
Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Belum lama ini publik pecinta film di Indonesia dibuat heboh dengan polemik dari film anak-anak yang berjudul 'Naura dan Genk Juara' yang dituding pihak tertentu mendiskreditkan kelompok pemeluk agama.
Polemik tersebut telah mendapatkan penjelasan dari Ketua Lembaga Sensor Film, Ahmad Yani yang menegaskan, tak relevan film tersebut dikaitkan dengan isu mendiskreditkan agama tertentu.
"Saya mendukung sikap dari Lembaga Sensor Film ini karena saya pikir kebebasan berkreasi dan berekspresi adalah hak anak bangsa. Apalagi ini kreasi film," kata Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Puti Guntur Soekarno di Jakarta, Kamis (23/11/2017).
Menurutnya, film musikal ini lebih tentang kerja sama, kekompakan, dan keberanian. Banyak hal mendidik dan pengetahuan di dalam film tersebut.
"Saat menonton film itu, saya lebih melihat hal-hal yang positif sekaligus menghibur. Sama sekali tidak berpikir hal yang negatif seperti itu. Tuduhan itu mengada-ada," katanya.
Puti menejelaskan, jika ingin mengimbangi wacana sebaiknya dibuat film yang lebih bagus lagi terutama untuk anak-anak.
Contohnya selain Naura dan gank juara, beberapa waktu lalu Puti mengaku melihat cuplikan film kartun animasi berjudul 'Knight Kris'.
"Semua animatornya asli anak-anak muda Indonesia. saya kira itu lebih sehat dalam iklim yang kompetitif untuk perkembangan karakter peradaban bangsa," katanya.
Dirinya mengatakan, film Naura sama seperti halnya dulu Sherina, adalah penyanyi anak yang inspiratif, di tengah kelangkaan penyanyi cilik saat ini.
Begitu juga dengan lagu-lagu yang menurutnya edukatif, membangun kesadaran berbuat baik, budi pekerti, cinta alam, cinta Indonesia dan cinta Tuhan.
Puti berharap, jangan mempersempit pandangan akan nilai agama yang berujung dengan mematikan kreativitas karya-karya anak bangsa.
Menurutnya, semua agama mengajarkan kebaikan apalagi Islam yang mengajarkan perdamaian dan saling menghargai.
"Kita perlu menjadi penonton kritis tetapi juga penting sebagai orang tua dan orang dewasa yang bijaksana mengapresiasi kreativitas dan potensi anak bangsa," katanya.