Erupsi Gunung Agung Tidak Akan Sebesar Letusan Tahun 1963
Bencana tersebut menyebabkan 1.549 orang tewas, 1.700 rumah hancur, 225.000 kehilangan mata pencaharian, dan 100.000 orang mengungsi.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivitas Gunung Agung terus mengalami peningkatan, hingga ditetapkan level 4 atau siaga.
Kepala Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menyebut diprediksi akan terjadi erupsi yang lebih besar lagi, dari erupsi yang sudah terjadi sepekan terakhir.
"Kemungkinan akan terjadi letusan lebih besar lagi, tapi tidak akan seperti tahun sembilan belas enam puluh tiga, dapur magma saat ini tidak sebesar tahun enam tiga," ujar Sutopo Purwo Nugroho kepada wartawan dalam konfrensi pers di kantor BNPB, Jakarta Timur, Senin (27/11/2017).
Pada tahun 1963, Gunung Agung sempat meletus, dan aktivitas vulkanisnya berlangsung sampai sekitar satu tahun, mulai dari 18 Februari 1963 hingga 27 Januari 1964.
Letusan menyebabkan material yang disemburkan menutupi sebagian sinar matahari, sehingga suhu bumi secara global turun 0,4 derajat celcius.
Baca: Abraham Samad: Ada Ketidakadilan Sehingga Novanto Menang Praperadilan
Bencana tersebut menyebabkan 1.549 orang tewas, 1.700 rumah hancur, 225.000 kehilangan mata pencaharian, dan 100.000 orang mengungsi.
Aktivitas Gunung Agung juga menyebabkan 316.518 ton produksi pangan hancur.
Sementara aktivitas Gunung Agung saat ini, sudah berubah dari frase freatik ke magnetik, yang ditandai dengan sinar api di puncak, yang terlihat pada Sabtu lalu (25/11) pada pukul 21.00 WITA.
Sutopo Purwo Nugroho mengatakan erupsi magentik yang disertai kepulan abu tebal, mencapai ketinggian 2000 - 4200 meter dari puncak.
"Erupsi disertai erupsi eksploasif dengan puncak dentuman lemah yang terdengar sampai jarak dua belas kilometer dari puncak," katanya.
Atas status siaga Gunung Agung, gunung tertinggi di pulau dewata itu disterilkan dari semua pengunjung, baik warga sekitar maupun para pendaki.
Radius 8 kilometer dari puncak gunung disterilkan dari warga. Kecuali di sisi Utara, Timur Laut, Tenggara, Selatan dan Barat Daya, wilayah steril mencapai 12 kilometer.
Selain letusan diyakini tidak akan sebesar tahun 1963, dampak atas aktivitas Gunung Agung saat ini juga tidak akan sebesar tahun 1963.
Sutopo Purwo Nugroho mengatakan saat ini teknologi untuk mendeteksi aktivitas gunung sudah jauh lebih canggih.
Pemerintah juga sudah memiliki sistem mitigasi bencana yang mumpuni, serta masyarakat juga jauh lebih terinformasikan saat ini.