Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini 4 Fakta Seputar Gunung Agung, Pernah Meletus Besar

Apalagi sejak beberapa hari yang lalu, Bandara Ngurah Rai ditutup akibat letusan gunung Agung dan membuat para wisatawan tak bisa masuk ke Bali.

Editor: Ferdinand Waskita
zoom-in Ini 4 Fakta Seputar Gunung Agung, Pernah Meletus Besar
Tribun Bali/Rizal Fanany
Gunung Agung mengeluarkan kepulan asap setinggi kurang lebih 3000 meter terlihat di Desa Kubu, Karangasem, Bali, Selasa (28/11/2017). Menurut Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terdapat dua lubang didalam kawah yang menghasilkan asap tebal berwarna putih dan asap pekat berwarna kelabu. TRIBUN BALI/RIZAL FANANY 

TRIBUNNEWS.COM - Erupsi gunung Agung Bali menjadi sorotan publik.

Apalagi sejak beberapa hari yang lalu, Bandara Ngurah Rai ditutup akibat letusan gunung Agung dan membuat para wisatawan tak bisa masuk ke Bali.

Selain berita letusannya, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang gunung Agung.

Baca: M Taufik: Buku Profil Anggota DPRD DKI Jakarta Kisaran Rp 200 Juta, Kecil Lah

Baca: Bandara Ngurah Rai Ditutup, Banyak Penumpang Terlantar di Bandara Changi Singapura

Dirangkum dari Smithsonian Global Volcano Program, Senin (27/11/2017) inilah beberapa fakta tentang gunung Agung.

1. Gunung Agung pernah meletus besar pada 1963-1964

Berita Rekomendasi

Letusan gunung Agung di 1963-1964, salah satu letusan gunung terbesar di abad ke-20. Letusan ini dimulai pada 18 Februari 1963 dan berhenti pada 27 Januari 1964.

Letusan ini juga disebut-sebut menurunkan suhu bmi sebesar 0,4 derajat celcius. Hal tersebut terjadi karena abu dan gas beracun dikeluarkan ke udara.

Diwartakan ABC News, Senin (27/11/2017), menurut Richard Arculus, seorang profesor Emeritus bidang geologi di Universitas Nasional Australia, ketika gunung Agung meletus 54 tahun lalu, ia memuntahkan sejumlah besar abu dan sulfur dioksida ke atmosfer.

Sulfur dioksida itu kemudian bereaksi dengan uap air di udara dan membentuk tetesan asam sulfat.

Sekitar 10 juta ton tetesan tersebut terakumulasi di stratosfer bumi dan membentuk kabut. Kabut inilah yang kemudian bertindak sebagai penghalang dan mengurangi jumlah sinar ultraviolet (UV) dan menghasilkan efek pendinginan.


2. Gunung Agung tidak bisa didaki sembarang waktu

Seperti yang banyak diketahui, di gunung Agung terdapat pura Besakih.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas