Kader Minta Nasib Setya Novanto Sebagai Ketua Umum Golkar Dibahas Usai Putusan Praperadilan
Upaya menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar mendapatkan pertentangan dari sejumlah kader berlambang pohon beringin.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar mendapatkan pertentangan dari sejumlah kader berlambang pohon beringin tersebut.
Minggu (3/12/2017), kader Partai Golkar yang tergabung dalam Sekretariat Bersama Persatuan Loyalitas Golongan Karya (PLG) menyatakan sikap menolak menggelar Munaslub Partai Golkar.
Baca: Sejumlah Calon Ketua Umum Golkar Disarankan Berembug Jelang Musyawarah Nasional Luar Biasa
"Ada kekuatan partai Golkar menolak Munaslub. Sampai hari ini kelompok menolak (Munaslub Partai Golkar,-red) sedang berkonsolidasi atas pengangkangan AD/ART," tutur Cuplis Risman, Presidium PLG, Minggu (3/12/2017).
Pria yang juga pengurus DPP Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) itu menjelaskan di dalam rapat pleno DPP Partai Golkar sudah dijelaskan mengenai siapa pimpinan partai tersebut.
Baca: Elektabilitas Partai Golkar Merosot Hingga Angka 7,3 Persen Akibat Kasus Setya Novanto
Rapat pleno DPP Partai Golkar pada 21 November 2017 memutuskan menerima Sekretaris Jenderal Idrus Marham sebagai pelaksana tugas (PLt) Ketua Umum.
Adapun nasib Setya sebagai Ketua Umum Golkar dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat menunggu hasil sidang praperadilan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.
"Pleno terakhir jelas menyatakan Plt Ketua Umum memegang jabatan sampai praperadilan apakah Pak Setya Novanto menang atau kalau tidak menang dievaluasi berikutnya," kata dia.
Baca: Fadli Zon: Catat Omongan Saya, 2019 Saya Ramalkan Prabowo Jadi Presiden
Dia menjelaskan, penetapan status tersangka Setya Novanto atas dugaan kasus korupsi e-KTP sudah berdampak kepada keseluruhan partai tersebut.
Apabila ada pendapat dari para pimpinan, kata dia, hanya sebatas perorangan dan tidak mewakili pendapat Partai Golkar secara keseluruhan.
Baca: Pria Ini Di Tahan Akibat Bau Kaos Kakinya Menggangu Penumpang Bus
Karena itu, dia mengaku akan menggalang kekuatan dan menghadang upaya melaksanakan Munaslub sampai 2019.
"Minta seluruh keluarga Partai golkar mendorong munaslub upaya tersebut mengingkari dan bertentangan," tambahnya.
Di kesempatan itu, turut hadir perwakilan dari organisasi sayap Partai Golkar. D
iantaranya yaitu Johnson Silitonga dari Soksi Budi Herianto dari Kosgoro 57, serta Roger Melles dan Sam Tomagola dari Loyalis dan Kader Partai Golkar.