Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hindari Dualisme, Ketum PPP Minta DPR Segera Proses Calon Panglima TNI

Sehingga, pria yang akrab disapa Romi berharap Komisi I DPR segera memrosesnya sebelum memasuki masa reses pada 15 Desember mendatang.

Editor: Ferdinand Waskita
zoom-in Hindari Dualisme, Ketum PPP Minta DPR Segera Proses Calon Panglima TNI
Istimewa
Ketua Umum PPP M. Romahurmuziy 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi I DPR RI diminta segera memproses uji kelayakan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI.

Hal tersebut agar muncul kepastian di lingkungan TNI.

"Sebab secara psikis bisa menimbulkan dualisme kepemimpinan. Meski secara hierarki garis komando tetap di tangan Panglima TNI terdahulu, namun jajaran di bawahnya tentu akan menyesuaikan dengan irama yang baru," kata Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan M. Romahurmuziy dalam keterangan tertulis, Selasa (5/12/2017).

Baca: Sahabat Karib Ceritakan Sosok Hadi Tjahjanto Selama di Barak

Baca: Calon Panglima TNI dan Mimpi Sahabat Karib Hadi Tjahjanto

Selain itu, saat ini menjelang tahun kontestasi politik.

Sehingga, pria yang akrab disapa Romi berharap Komisi I DPR segera memrosesnya sebelum memasuki masa reses pada 15 Desember mendatang.

Berita Rekomendasi

"Bila DPR sudah memroses, maka Presiden Joko Widodo bisa setiap saat melantik Panglima TNI yang baru. Hal itu sekaligus menghindarkan diri dari ketidakpastian," ujarnya.

Romi menilai, tidak baik jika nama yang sudah disodorkan oleh Presiden, tidak segera diproses dan dibiarkan berlarut.

Dia memprediksi Jokowi akan memberikan penghargaan kepada Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, berupa penugasan di tempat lain.

"Pak Gatot seorang tentara profesional dan mampu mengembalikan marwah TNI. Untuk itu, kita semua harus mengapresiasi ketegasan Pak Gatot selama memimpin TNI," katanya.

Dalam kesempatan itu, dia mengingatkan agar Panglima TNI menjaga prinsip Sapta Marga dan netralitas. Selain itu, TNI harus mampu menjaga jarak yang sama dengan semua kekuatan politik nasional.

"Apalagi, Pak Hadi akan menjadi Panglima TNI saat negara ini sedang mempersiapkan diri menghadapi Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2018 dan Pemilihan Umum Legislatif/Presiden 2019. Sehingga, TNI harus tetap profesional dan bisa menunjukkan netralitasnya," tegas Romi.

Regenerasi

Dikatakan, pergantian Panglima TNI dinilai sebagai sebuah hal yang biasa dalam rangka regenerasi di tubuh TNI. Selain itu, juga dinilai memiliki kemampuan untuk menjabat sebagai Panglima TNI.

"Dalam pandangan kami, Pak Hadi memiliki profesionalitas dan latar belakang yang memadai untuk memegang amanah sebagai pucuk pimpinan TNI," tukasnya.

Menurutnya, Hadi juga dinilai sebagai tentara rakyat, dengan melihat keseharian maupun latar belakang keluarganya.

Kesemuanya menunjukkan bahwa yang bersangkutan berasal dari rakyat kebanyakan.

"Beliau merupakan orang biasa dan dalam berbagai peristiwa, terlihat bahwa KSAU memiliki tingkat empati yang tinggi. Pernah pula dalam suatu masa, beliau mengurusi seorang anak kecil yang muntah pada saat dirinya sedang mendampingi Presiden," paparnya.

Padahal, pada saat yang sama, kejadian tersebut juga dilihat oleh ajudan Presiden.

Artinya, kata dia, Hadi memiliki kepedulian meskipun dia termasuk pejabat tinggi.

"Hal semacam itu sangat penting. Sehingga di TNI semakin menjadi tentara rakyat, profesional dan tetap menjaga netralitasnya," imbuhnya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas