KBRI Kuala Lumpur Latih TKI Bermasalah Menjadi Micro Entrepreneur
Setelah sukses menggelar program 'Saya Mau Sukses' tahap pertama, KBRI Kuala Lumpur kembali meluncurkan program serupa Saya Mau Sukses Tahap Dua.
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Dewi Agustina
KBRI Kuala Lumpur kemudian mulai mengidentifikasi masalah tersebut berikut penjajakan kerja sama dengan berbagai pihak pada Agustus 2017.
Hasilnya mareka berhasil bekerja sama dengan Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) dan Cemara Ayu Sdn. Bhd untuk memberikan pelatihan.
ASEPHI memfasilitasi untuk memberikan pendidikan kerajinan tangan seperti menyulam, menjahit, membuat bungkus tempat tissue, kaos dan sebagainya.
Sementara Cemara Ayu memberikan pelatihan pijat atau spa seperti Traditional Balinese Massage.
"Dilatih lah para ibu ini ada di shelter untuk produksi. Ini salah satu yang diajarkan kepada mereka. oleh Asephi khususnya untuk produksi handricraft," kata Andreano.
Andreano mengakui program ini bentuknya adalah anjuran. Mereka tidak bisa memaksa dan juga tidak mau terlalu berambisi.
Baca: Kisah Perjalanan Hidup Sang Deklarator GAM Hasan Tiro
Sifatnya adalah kesukarelaan dari para TKI untuk mau berubah dan menjadi sukses.
KBRI kemudian menawarkan program itu kepada sekitar 80-100 TKI yang ada di shelter TKI.
Bagi yang berminat, para TKI itu kemudian dilihat minat dan bakatnya. Berdasarkan itulah kemudian mereka dibagi dan diberikan pelatihan-pelatihan.
"Bagi yang memiliki bakat atau kemampuan mereka akan dilatih. Dengan demikian jumlah tidak banyak namun kami percaya sedikit demi sedikit ini akan mengajak TKI di KBRI dan saat ini kami sudah menerima para tenaga kerja yang ditampung di KJRI Johor Baru dan nanti akan menyusul di KJRI Penang, KJRI Tawau, KJRI Kinabalu dan KJRI Kuching," ungkapnya.
Andreano mengakui tahap pertama hanya diikuti oleh sekitar 35 orang. 25 orang mengikuti pelatihan menjahit atau kerajinan tangan dan 10 sisanya mendapat pelatihan traditional Balinese Massage.
Mereka mendapat durasi pelatihan yang berbeda. Mulai dari dua minggu hingga ada yang lima hari. Untuk tahap yang pertama, mereka sudah kembali ke Indonesia ada bekerja misalnya di Surabaya.
Untuk tahap 2, para TKI yang mengikuti yakni 30 orang.