Trump Sebut Yerusalem Ibu Kota Israel, Putra Sulung SBY Ingat Tugas di Timteng
Agus menyatakan permasalahan tentang Yerussalem harus melalui negoisasi langsung dan kesepakatan bersama
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono mengecam keras tindakan Presiden Amerika Serikat yang mengakui Yerussalem sebagai ibukota Israel.
Agus mengatakan sikap AS itu menyakiti warga Palestina yang pernah dikunjunginya selama bertugas sebagai bagian dari TNI.
“Pengalaman saya menjadi pasukan perdamaian PBB di Timur Tengah saya tahu betul isu Yerussalem sangat sensitif di sana. Pernyataan Presiden Trump itu mengganggu perdamaian dan sensitivitas umat Islam dunia terutama Indonesia,” ujar Agus Yudhoyono melalui siaran persnya, Jumat (8/12/2017).
Menurutnya Dewan Keamanan PBB perlu bertindak atas sikap yang disampaikan Donald Trump karena berseberangan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB.
Baca: Kapusdatin Kemenhan Apresiasi Keamanan Siber Jadi Fokus Panglima TNI
Agus menyatakan permasalahan tentang Yerussalem harus melalui negoisasi langsung dan kesepakatan bersama karena hak dari warga Palestina juga perlu diperhatikan.
“Saya meminta semua pihak termasuk Indonesia membawa masalah ini ke Dewan Keamanan PBB dan Sidang Umum PBB serta mendesak Dewan Keamanan PBB lainnya yaitu Tiongkok, Inggris, Prancis, dan Rusia untuk memberi tekanan dan atensi penuh terhaap masalah ini.”
“Harapan saya Indonesia bisa memimpin dan menggalang kebersamaan dengan negara lain untuk menentang keputusan AS itu, tidak hanya negara Islam atau OKI saja tapi semua bangsa di dunia. Kemudian bisa ditindaklanjuti Indonesia dengan upaya diplomasi dan kepemimpinan yang efektif,” pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.